Ambon (ANTARA) - Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Ambon mengemukakan bahwa ekspor komoditas udang vaname dari Maluku mencapai 6.897 ton pada semester I 2023.
"Angka ini meningkat pesat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang hanya sebesar 2.823 ton," ujar Kepala BKIPM Ambon, M Hatta Arisandi di Ambon Senin.
Hatta mengatakan ekspor komoditas udang vaname Maluku pada triwulan pertama 2022 dan 2023 lebih banyak menuju ke-11 negara yakni China, USA, Jepang, Hong Kong, Vietnam, Australia, Malaysia, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Filipina.
"Secara persentase berdasarkan data yang kami miliki peningkatan tersebut mencapai 144 persen," katanya.
Ia melanjutkan nilai ekspor komoditas tersebut juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan semester I 2022 yakni 14.180.152 Dolar AS menjadi 30.565.157 Dolar AS pada semester I 2023.
Selain udang vaname, komoditas perikanan hidup dan non hidup yang kian diminati pasar mancanegara yakni tuna, kerapu, dan kepiting bakau.
Menurutnya peningkatan tersebut tak terlepas dari kerja keras seluruh elemen BKIPM Ambon dan pemangku kepentingan terkait yang mempermudah proses perizinan dan pelayanan ekspor hasil laut dari Maluku.
"Kita mau merubah pola pikir (mindset) masyarakat yang tadinya menganggap urus perizinan susah tapi sekarang satu jam saja sudah ada tindak lanjutnya, tidak seperti dahulu, bahkan harus menunggu hingga 14 hari," katanya.
Dia mengatakan pihaknya fokus pada akselerasi perizinan, sertifikasi dan lain sebagainya.
Kecepatan pelayanan itu tentunya tak terlepas dari sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pelaku usaha dan stakeholder karena tidak pernah berhenti melakukan usaha percepatan ini dan sudah jadi komitmen bersama," ungkapnya.