Ambon (ANTARA) - Tim Penggerak-Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Maluku menggelar bakti sosial berupa operasi celah bibir dan lelangit kepada 14 anak di sejumlah daerah.
"Kegiatan sosial ini yang perlu kita lakukan, saya bersyukur bahwa di tahun 2022-2023 ada Tim Ina Latu Malika, jadi dokter spesialis tergabung dalam tim Ina Latu Maluku Peduli Kesehatan, bergerak mengunjungi pasien, menjangkau dusun, desa, kampung yang tidak terjangkau," ujar Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi di Ambon, Jumat.
Bakti sosial ini diikuti 14 anak yang berasal dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatar, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Serta turut dihadiri oleh para Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Direktur RS. Bhakti Rahayu, Ketua Tim Dokter Spesialis Bedah Mulut, Ketua PDGI Provinsi Maluku, Kepala Rs. Dr. I. Umarella, Tim Yayasan Celebes Cleft Center (YCCC), Tim Dokter Bhakti Rahayu, pasien, orang tua, dan unsur lainnya.
Selaku Ketua TP PKK Provinsi Maluku dan Ina Latu Maluku Widya, mengapresiasi Direktur Bhakti Rahayu dan Jajarannya, Yayasan Celebes Cleft Center serta PDGI Maluku dan Kota Ambon yang sudah berkolaborasi untuk pelaksanaan kegiatan bakti sosial yang sudah ke-6 kalinya dilakukan di kota ambon dan maluku tengah, dimana sudah mengoperasi kurang lebih 147 pasien, yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Maluku.
Menurut Widya momen tersebut membuktikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung program Pembangunan Kesehatan di Provinsi Maluku utamanya pada anak dengan celah bibir atau lelangit yang merupakan kelainan kongenital, yang dapat dikoreksi dan diperbaiki.
“Operasi celah bibir dapat berdampak besar, dan mengembalikan kepercayaan diri anak-anak khususnya generasi masa depan bangsa, jika tidak diperbaiki sedini mungkin dapat berdampak pada masalah sosial maupun ekonomi kedepannya," tuturnya.
Ia juga menjelaskan, dari segi kesehatan, kelainan ini dapat menganggu kemampuan makan dan minum anak, dan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kurang gizi hingga gizi buruk, stunting atau kekerdilan, sedangkan dari segi psikososial anak akan merasa minder saat bergaul dengan teman sebaya.
“Saya berharap kegiatan ini memberikan harapan baru, membawa kebahagiaan bagi Masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi muda masa depan Maluku yang sama-sama kita cintai. Karena sejatinya Upaya meningkatakan derajat Kesehatan Masyarakat Maluku yang merata dan berkesinambungan bukanlah pekerjaan mudah yang hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi membutuhkan dukungan dan peran seluruh komponen bangsa yang ada di daerah ini," kata dia.
Widya juga mengharapkan, bakti sosial ini mampu membangkitkan kepedulian dan kesadaran kolektif seluruh pemangku kepentingan dan warga Masyarakat untuk terlibat secara proaktif dalam meningkatkan Kesehatan dan kualitas hidup Masyarakat di Provinsi Maluku.