Ternate (Antara Maluku) - Semua daerah rawan bencana banjir lahar dingin di Kota Ternate, Maluku Utara, dipasangi alat peringatan dini untuk mengantisipasi adanya korban jiwa seperti yang terjadi pada 9 Mei 2012.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Hasim Yusup mengatakan di Ternate, Sabtu, ada 30 lokasi rawan bencana banjir lahar dingin pada 10 kelurahan di Kota Ternate yang telah dipasangi alat peringatan dini itu.
Alat peringatan dini yang masih manual tersebut ditempatkan di kantor kelurahan atau tempat strategis. Jika dibunyikan akan didengar oleh seluruh warga yang berada pada bantaran kali atau daerah sekitarnya yang rawan terjangan banjir lahar dingin saat hujan lebat.
"Keberadaan alat peringatan dini tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat, seperti ketika beberapa hari lalu Kota Ternate dilanda hujan lebat, masyarakat langsung siaga begitu mendengar bunyi alat peringatan dini itu," katanya.
Pada banjir bandang lahar dingin 9 Mei 2012, alat peringatan dini belum ada sehingga masyarakat tidak mengetahui menculnya banjir bandang lahar dingin. Saat itu tujuh warga tewas, delapan warga lainnya hilang dan ratusan rumah warga mengalami rusak berat dan ringan.
Ia mengatakan, upaya lainnya yang akan dilakukan Pemkot Ternate untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan kerusakan rumah warga akibat banjir bandang lahar dingin adalah menormalisasi semua kali di daerah ini yang menjadi alur aliran banjir lahar dingin.
Rumah warga dan bangunan lainnya yang berada di bantaran kali alur aliran banjir lahar dingin juga akan ditertibkan, terutama yang keberadaannya mengakibatkan menyempitnya alur kali, seperti yang banyak terlihat di kali Maliaro.
"Normalisasi kali tersebut sampai saat ini belum dilakukan karena masih menunggu dana tanggap darurat sebesar Rp150 miliar yang telah diusulkan oleh Pemkot Ternate ke pemerintah pusat," kata Hasim Yusup.
Khusus untuk pengungsi banjir lahar dingin yang kini masih menempati sejumlah tempat penampungan yang disiapkan Pemkot Ternate sejak 9 Mei 2012, belum akan dipulangkan ke rumah masing-masing karena curah hujan di Ternate masih tinggi dan dikhwatirkan akan kembali menimbulkan banjir.