Ambon (ANTARA) -
Penjualan elpiji non subsidi di Provinsi Maluku mengalami peningkatan mencapai 50 persen, karena peralihan konsumen minyak tanah ke elpiji (LPG).
"Periode Januari hingga September 2023 terjadi peningkatan penjualan yang awalnya hanya sekitar 160 ton per bulan, mengalami peningkatan penjualan sampai dengan 220 ton per bulan," Kata Sales Manajer PT Pertamina Patra Niaga Cabang Ambon Wahyu Purwatmo, di Ambon, Rabu.
Peningkatan penjualan ditunjang dari peralihan konsumen minyak tanah ke konsumen LPG.
"Hal ini merupakan tanda baik dimana konsumen yang sebetulnya masuk konsumen golongan mampu mau beralih dari minyak tanah yang mana itu subsidi beralih ke elpiji yang non subsidi," katanya.
Pertamina terus mendorong konsumen untuk beralih menggunakan LPG non subsidi, melalui sosialisasi dan promosi.
Pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai instansi di Kota Ambon, dengan sasaran Aparatur Sipil Negara Lingkup Pemkot Ambon.
"Kami mendapat dukungan dari penjabat Wali Kota Ambon untuk melakukan sosialisasi dan membuka stan promosi bagi ASN dalam berbagai kesempatan," katanya.
Pertamina saat ini juga memberikan promo paket kompor, regulator dan tabung bright gas 5,5 kg senilai Rp500 ribu.
"Hanya membayar Rp500 ribu konsumen sudah bisa mendapatkan kompor 1 tungku kemudian selang regulator dan juga tabung 5,5 kg, bonus diantar dan dipasang petugas," katanya.
Keberadaan terminal LPG Wayame membantu masyarakat di Provinsi Maluku untuk mendapatkan elpiji dengan harga dan ketersediaan stok yang terjamin.
Terminal LPG Wayame Ambon dibangun dengan kapasitas 2x1.000 metrik ton (MT) dengan ketahanannya bisa mencapai 100 hari.
Keberadaan terminal elpiji di Ambon membuat masyarakat bisa menikmati elpiji dengan harga yang sama dengan di Pulau Jawa, karena tidak perlu lagi dikirim dari Surabaya, tetapi pengisiannya langsung di Ambon.