Ambon (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyerahkan aset Dive Center kepada Pemerintah Negeri (Pemneg) Hukurila, Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel).
Penyerahan Aset ditandai dengan Penandatanganan Berita Acara dilakukan Kepala Disparbud, Rico Hayat, bersama Raja dan Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Hukurila, Jacobus Hahijary, disaksikan Penjabat. Wali Kota, Bodewin Wattimena, di Ambon, Senin.
Ia mengatakan, Dive Center di Hukurila dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bertujuan untuk memfasilitasi tempat wisata di negeri tersebut khususnya sumber kekayaan alam bawah laut yang dikelola untuk kepentingan pariwisata.
"Oleh karena itu penyerahan aset ini semoga saja pemerintah negeri dalam hal ini Raja bersama Saniri dan seluruh perangkat dapat memanfaatkannya dan terus dijaga dengan baik untuk pengembangan pariwisata di Kota Ambon," Katanya.
Pihaknya berharap, melalui penyerahan aset yang dilakukan seluruh lokasi diving di Kota Ambon dapat terekspos dan dikelola dengan baik, oleh pemerintah maupun swasta.
Hal tersebut katanya dapat dilakukan dengan baik kalau Disparbud terus mengembangkan seluruh potensi pariwisata di kota ini.
Pemkot Ambon katanya, telah menyiapkan konsep pariwisata terintegrasi yang akan menjadi wisata unggulan daerah.
Kota Ambon memiliki cukup banyak wisata pantai, bukit untuk olahraga paralayang, dan wisata bawah laut.
"Sejumlah objek wisata di kecamatan Nusaniwe dan Leirimur selatan memiliki di sejumlah objek wisata di antaranya Pintu Kota, Puncak Paralayang, Pantai Namalatu, dan Pantai Seri, wisata bawah laut di Laha dan Hukurilla semua harus dikonsepkan secara terintegrasi untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung.
Ia menyatakan pengembangan pariwisata yang terintegrasi, akan memberikan kemudahan akses ke lokasi wisata serta fasilitas penunjang.
Dengan konsep terintegrasi, lanjutnya, maka semua kebutuhan wisatawan dapat terpenuhi di satu tempat, misalnya ketika ke pantai, mereka juga dapat membeli oleh-oleh, menikmati kuliner, dan lainnya.
"Melalui konsep ini diyakini berdampak pada perekonomian warga masyarakat yang berdomisili pada semenanjung Nusaniwe sampai dengan Negeri Latuhalat dan sekitarnya," ujarnya.