Jakarta (ANTARA) - Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengimbau para pelaku pasar untuk memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia dan inflasi Amerika Serikat (AS) yang keduanya akan rilis pada Rabu (15/05) pekan ini.
Terkait sentimen neraca perdagangan Indonesia, Angga menyebut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini bahwa cadangan devisa Indonesia akan kembali naik ditopang oleh aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan ditambah surplus neraca perdagangan yang tinggi.
"Terkait inflasi AS, inflasi tetap akan turun ke target The Fed sebesar 2 persen, seiring meredanya kenaikan biaya perumahan dan sewa," ujar Angga di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan ini, Ia menjelaskan terdapat tiga sentimen yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pekan lalu yang hanya berlangsung tiga hari.
Lanjutnya, sentimen tersebut diantaranya data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, Dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan, serta nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang berada di bawah Rp16.000.
Baca juga: Analis sebut prospek perekonomian Indonesia tetap baik di 2024
Ia menjelaskan, PDB Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen year on year (yoy) pada kuartal I- 2024, sedangkan secara kuartalan menurun 0,83 persen quartal on quartal (qoq).
Adapun, tiga sektor dengan pertumbuhan paling besar secara tahunan merupakan administrasi pemerintahan yang tumbuh 18,88 persen (yoy), jasa kesehatan tumbuh 11,64 persen (yoy), serta jasa perusahaan tumbuh 9,63 persen (yoy).
"Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan PDB Indonesia secara tahunan adalah peningkatan konsumsi LNPRT sebesar 24,29 persen (yoy), konsumsi pemerintah sebesar 19,90 persen (yoy), dan konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen (yoy)," ujar Angga.
Terkait dividen BUMN sektor pertambangan, PT Antam Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen dengan yield yang besar, dimana masing- masing secara berurutan sebesar 100 persen dan 75 persen dari laba bersih tahun buku 2023.
Sementara itu, terkait sentimen nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang di bawah Rp16.000, Angga menjelaskan terjadi berkat kenaikan suku bunga acuan dan cadangan devisa yang digelontorkan oleh Bank Indonesia (BI).
"Sehingga menyebabkan cadangan devisa Indonesia menurun menjadi 136,2 miliar dolar AS dari sebelumnya 140,40 miliar dolar AS," ujar Angga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis : Cermati data neraca dagang RI dan inflasi AS di pekan ini
Analis: Cermati data neraca dagang RI dan inflasi AS di pekan ini
Senin, 13 Mei 2024 13:47 WIB