Ambon (ANTARA) - Guru besar bidang manajemen sumberdaya perairan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku Prof Alex Retraubun mengemukakan kebijakan berkelanjutan menjadi cara untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maritim yang kuat.
"Untuk menjadi negara maritim yang kuat butuh proses. Apa yang dimimpikan Presiden Jokowi itu bagus untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Alex di Ambon, Selasa.
Ia menilai cita-cita Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia belum sepenuhnya terwujud hingga saat ini.
"Jadi memang dari presiden ke presiden harus konsisten memperjuangkan hal yang sama tentang bagaimana mengeluarkan kebijakan untuk jadi poros maritim dunia," ujar mantan Wakil Menteri Perindustrian dan perdagangan itu.
"Karena ide ini sangat bagus, jangan sampai presiden baru meniadakan ide ini," katanya.
Menurut Alex Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 tahun lagi untuk menjadi poros maritim dunia jika dari presiden ke presiden memiliki visi dan misi yang sama dilihat dari kekayaan kelautan dan perikanan yang dimiliki Indonesia.
"Harus on terus dari presiden ke presiden, dan selama itu juga pastikan bahwa sumberdaya perikanan kita tidak bocor," tuturnya.
Pada periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki tiga program unggulan yaitu pemberantasan IUU Fishing, pengelolaan sumberdaya ikan dan laut yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan KKP.
Selama periode itu juga gencar diberikan bantuan kepada nelayan dengan capaian Pertumbuhan PDB Perikanan mengalami peningkatan di atas rata-rata pertumbuhan PDB Nasional.
Sementara itu di penghujung masa jabatan Presiden Jokowi, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempromosikan lima kebijakan pokok terkait ekonomi biru dalam KTT AIS Forum 2023.
Kebijakan itu mencakup perluasan kawasan konservasi agar bisa menangkap lebih banyak karbon, penangkapan ikan secara terukur, pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan, pengawasan terhadap pulau-pulau kecil dan pesisir, serta pembersihan sampah plastik di laut dengan mengikutsertakan partisipasi nelayan.