Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku berupaya menjadikan tradisi Abdau di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, menjadi agenda pariwisata nasional karena keunikan yang tak dimiliki daerah lain di Indonesia.
"Atraksi Abdau ini hendaknya dikembangkan dan dikemas menjadi atraksi budaya yang berkualitas hingga menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Maluku Tengah, Senin.
Abdau berasal dari kata Abada yang artinya Ibadah yang bermakna pengabdian seorang hamba kepada Sang Khalik.
Atraksi Abdau dilakukan oleh ribuan pemuda Tulehu yang saling berdesakan-desakan untuk mengangkat bendera berlafadz kalimat Tauhid setinggi-tingginya.
Hal itu sebagai perwujudan refleksi pengakuan kehambaan yang tulus dalam menerima Islam sebagai agama langit yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk tetap lestari.
"Apresiasi saya sampaikan kepada masyarakat Tulehu yang secara konsisten melestarikan dan menyelenggarakan tradisi Abdau yang dilakukan setiap 10 Djulhidjah," kata Penjabat Gubernur.
Menurut Sadali Ie, perayaan Idul Adha yang diisi dengan tradisi Abdau merupakan keunggulan Tulehu dan membuat Tulehu sendiri eksis di tengah-tengah masyarakat Maluku.
"Sebagai bagian dari salah satu budaya warisan daerah, tradisi abdau harus masuk dalam kalender pariwisata nasional," ujarnya.
Ia melanjutkan semangat perayaan Idul Adha dan Abdau hendaknya menjadi sumber inspirasi dalam membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat untuk bersatu dan merawat kerukunan.
"Kami berkomitmen untuk terus memberikan perhatian kepada berbagai kegiatan seni budaya Maluku. Saya mengajak semua pihak untuk bersama sama bekerja mengembangkan budaya Maluku ke arah yang lebih maju lagi," katanya.
Ia berharap tradisi Abdau dapat terus dijaga dan dilestarikan, sekaligus untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat.