Ambon (ANTARA) - Pengawas Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Galala Ambon Andreas Widyakusuma menyatakan, Pelabuhan Galala Ambon sudah 10 kali menunda pelayaran antarpulau karena cuaca buruk dalam satu bulan terakhir.
“Penundaan pelayaran sudah ditunda sebanyak 10 kali sejak Juni hingga 9 Juli 2024 ini dengan berbagai macam alasan, salah satuhya karena faktor cuaca,” kata Andreas, di Ambon, Selasa.
Cuaca ekstrem seperti angin kencang dan gelombang tinggi telah mempengaruhi operasional pelabuhan, memaksa otoritas pelabuhan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan demi keamanan pelayaran. Meskipun demikian, keputusan ini tidak terhindarkan untuk meminimalisir risiko kecelakaan di laut.
“Dasar untuk kita mengizinkan kapal atau tidak itu ditentukan oleh laporan BMKG. Biasanya kalau laporan gelombangnya sedang belum tentu sama seperti cuaca sebenarnya, makanya kita harus selalu berkoordinasi,” ujarnya.
Penundaan pelayaran akibat cuaca buruk ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan ekstra dalam menghadapi kondisi alam yang tidak dapat diprediksi, serta perlunya koordinasi yang baik antara otoritas pelabuhan, operator pelayaran, dan masyarakat pengguna jasa.
Ia mengaku, selama penundaan operasi kapal dilakukan, masyarakat selalu mengeluh. Tetapi tidak ada pilihan, jika penundaan terkait cuaca itu karena faktor keamanan dan keselamatan.
Kemudian penundaan karena kondisi teknis kapal, itu pun berkaitan dengan faktor keamanan serta keselamatan pelayaran dan penundaan karena masalah perizinan itu berkenan dengan legalitas sehingga tidak bisa diabaikan.
“Jadi masyarakat memang mengeluh tetapi setelah dijelaskan mereka paham,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada penumpang yang mau berangkat agar selalu waspada dan mengikuti arahan lebih lanjut dari pihak operator kapal terkait jadwal keberangkatannya.
Ia juga berharap kondisi cuaca segera membaik agar kapal dapat melanjutkan perjalanan dengan aman dan lancar. “Kami mengutamakan keselamatan pelayaran dalam pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Pelabuhan Galala Ambon, yang merupakan salah satu pintu gerbang utama bagi perdagangan dan transportasi di kawasan Maluku, terus berupaya menjaga pelayanan terbaik bagi para penggunanya.
“Semua pihak diimbau untuk tetap berhati-hati namun tidak perlu panik, mengingat langkah-langkah pengamanan pasti diterapkan dengan baik,” ucap Andreas.