Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Maluku Utara (Malut) mengeluarkan peringatan dini siaga bencana terutama di empat titik Kota Ternate masuk rawan banjir.
Petugas Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Muhammad Fauzi Bintiang di Ternate, Sabtu, mengimbau masyarakat terutama di Kota Ternate untuk siaga dengan menjauhi kawasan bantaran sungai, menghindari aktivitas di sekitar daerah lereng rawan longsor di empat titik Kota Ternate.
Dia menyebut, berdasarkan pantauan terjadi awan konvektif signifikan di wilayah Kota Ternate dan kondisi terkini dilaporkan terjadi hujan dengan intensitas sedang dari angin kencang sejak pukul 10.00 Wit di empat titik Kota Ternate yakni Pulau Ternate, Kota Ternate Selatan, Kota Ternate Utara dan Kota Ternate Tengah.
"Hal ini dipicu adanya awan bergerak menuju arah barat dengan kondisi berkisar 20 km per jam hingga beberapa jam ke depan.
Oleh karena itu, Muhammad Fauzi mengimbau pemerintah daerah dan pihak terkait untuk melakukan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana di lokasi dengan potensi terdampak, terutama dengan menyebarluaskan peringatan dini ke warga masyarakat agar menutup sementara masuk kawasan rawan tersebut.
Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar daerah rawan longsor serta selalu memonitor perkembangan cuaca dari BMKG dan mematuhi arahan pemerintah setempat.
Seperti diketahui, hujan dengan intensitas lebat itu menyebabkan terjadinya banjir bandang di Kelurahan Rua Kota Ternate yang berdampak adanya 18 korban jiwa, satu orang dinyatakan hilang dan akses jalan raya tertutup longsor dan 25 rumah warga dan satu musholla rusak berat.
Sementara itu, Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian satu korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate.
"Pencarian satu korban di hari ke tujuh ini dengan membagikan dua kelompok serta mengerahkan sejumlah alat berat ke titik - titik sesuai target yang dipetakan," katanya.
Kepala Basarnas Ternate, Fathur Rahman mengatakan, sebelumnya, proses pencarian dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama misalnya celter satu mereka fokus mencari korban di lokasi dimana sudah menjadi sasaran, karena lokasi itu sebelumnya ditemukan dua orang korban, sementara satu korban yang masih hilang ini, merupakan mereka satu berkeluarga yang saat kejadian mereka berada di dalam rumah, sehingga tidak sempat menyelamatkan diri dan tertimbun material lumpur.
Dia mengatakan, kendala yang di alami di lokasi pencarian korban adalah soal cuaca, terutama di atas puncak Gunung Gamalama sendiri terlihat tertutup awan dan dalam dua hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas sedang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG imbau warga empat titik di Ternate siaga bencana
BMKG imbau warga empat titik di Ternate siaga bencana
Sabtu, 31 Agustus 2024 13:47 WIB