Ambon (ANTARA) - Yayasan Kopi Maluku gencarkan promosi kopi khas Maluku ke luar daerah agar mampu bersaing dengan varietas kopi lainnya di Indonesia.
"Selama ini teknik pemasaran kopi disesuaikan kalender musim petani, sejauh ini teknik yang digunakan adalah melakukan promosi atau menyebarkan informasi (Anchoring) meski di tengah kelangkaan (Scarcity) bahan dasar," kata Ketua Yayasan Kopi Maluku Deltawan Viqjelen di Ambon, Senin.
Ia menuturkan, distribusi produk kopi tuni bergantung segmentasi pasar atau dengan kata lain kopi ini sering dijadikan oleh-oleh dari Maluku karena banyak penikmat kopi dari luar daerah yang mengenal kopi tuni lewat media sosial.
"Selain itu juga ada yang datang ke kafe yang bermitra dengan kopi tuni atau menyediakan seduhan khas kopi tuni," jelasnya.
Bahkan kata dia pesanan terakhir yang terdistribusi ada sebanyak 12 kemasan toples/topglass ukuran 250 gram.
"Paket dikemas dan langsung dikirim ke salah satu hotel bintang lima sebagai bingkisan untuk tamu Pemda dari Jakarta," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Dave ini menjelaskan bahwa kopi tuni merupakan hasil asli bumi Maluku yang tumbuh liar mulai di pesisir pantai sampai di pegunungan.
Produk kopi ini diproduksi dengan tetap mempertahankan keaslian cara kopi tuni bertumbuh selama ini yaitu tumbuh di antara pepohonan lain, dan bukan produk perkebunan monokultur.
"Di sektor hulu, komunitas kami melakukan budidaya pohon kopi tuni secara mandiri. Kami berburu ke dalam hutan pedalaman Pulau Seram mencari pohon kopi tuni berkualitas, kuat dan tahan hama," katanya.
Pihaknya juga memetik buah kopi yang masih merah hingga memungut tunas kopi di bawah pohon untuk diproses pada pusat persemaian.
"Tunas yang kami budidaya tidak menggunakan pupuk dan pestisida ataupun anti serangga, semuanya benar-benar alami," jelasnya.
Dalam upaya meningkatkan daya saing produk kopi lokal khas Maluku ini, Pemprov Maluku mengampanyekan lewat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Gerakan yang mencakup fasilitasi pemasaran daring produk usaha mikro, kecil, dan menengah itu diharapkan bisa membantu kopi tuni dan pelaku usaha lain di wilayah Maluku penjualan via daring.
"Salah satu upaya meningkatkan kemampuan produksi UMKM lewat digitalisasi adalah memberikan penguatan terhadap akses pasar melalui Gernas Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBI-BBWI)," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie.
Sadali mengatakan, peningkatan digitalisasi dapat mendorong peningkatan produktivitas UMKM baik dalam negeri maupun luar negeri, bagi produk-produk lokal, membuka fitur-fitur e-Katalog sekaligus meningkatkan minat, antusias, masyarakat untuk berwisata di Indonesia dan Maluku.
Menurut Sadali, bagi UMKM digitalisasi sistem juga merupakan langkah strategis dalam rangka memperkuat kerja sama dan sinergi, antarpemangku kepentingan, pelaku UMKM, dan destinasi wisata, guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku.