Ambon (ANTARA) - Penyaluran kredit perbankan di Maluku mencapai Rp23,32 triliun pada Juli 2024 atau tumbuh sebesar 7,82 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy), kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Andy M Yusuf.
"Sementara kredit UMKM tumbuh lebih tinggi, yaitu sebesar 8,42 persen yoy. Di sisi penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi, mencapai 40,04 persen yoy," kata Andi di Ambon, Sabtu.
Kredit Konsumsi tetap menjadi yang terbesar secara nominal, dengan nilai Rpl6,02 triliun atau 68,69 persen dari total kredit.
Ia menyatakan, kualitas kredit juga terjaga dengan baik, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,64 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi 8,26 persen, dibandingkan 8,40 persen pada Juli 2023.
Total penyaluran kredit perbankan melebihi total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat sebesar Rp18,31 triliun.
Hal ini katanya, mendorong Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Maluku mencapai 127,33 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan kredit di Maluku, terutama pada sektor UMKM.
Disisi lain katanya, Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Maluku, menunjukkan pertumbuhan positif.
Piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 17,49 persen yoy menjadi Rp1,39 triliun.
Sektor perdagangan besar, bukan lapangan usaha lainnya, dan aktivitas jasa lainnya menjadi pendorong utama. Rasio non-performing financing terjaga di level 1,24 persen.
Industri Fintech Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) juga mencatat pertumbuhan signifikan, dengan akumulasi pinjaman naik 55,95 persen yoy menjadi Rp1,3 miliar.
Jumlah lender dan borrower juga meningkat, masing-masing sebesar 20,89 persen dan 19,68 persen, tingkat Wanprestasi 90 (TWP90) tetap rendah di 1,02 persen.