Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota Ambon, Maluku tetap melaksanakan gerakan pasar murah setiap Selasa di Pantai Losari kawasan Pasar Mardika guna menjaga daya beli masyarakat.
"Kami tetap lakukan pasar murah, dan ternyata antusias warga tetap tinggi karena memang kondisi ekonomi masyarakat dan daya beli yang harus terus kita jaga jangan sampai terpuruk," kata Penjabat Wali kota Ambon Dominggus Kaya saat memantau langsung ke lokasi pasar murah di Ambon, Selasa.
Selain itu pihaknya tetap menjaga nilai jual petani dan nelayan, agar pendapatan tetap stabil sehingga tidak bisa dilakukan intervensi terlalu dalam membuat harga jual komoditas terlalu rendah.
Bahan kebutuhan pokok yang dijual hari ini, ada beras, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, ikan segar, minyak goreng, gula pasir, dan berbagai macam sayur segar dan lainnya.
"Harga yang dipatok yakni beras premium Rp63.000 per lima kilogram, telur ayam ras Rp53.000 per rak (30 butir), bawang putih Rp33.000 per kilogram, bawang merah Rp25.000 per kilogram, minyak goreng Rp14.000 per liter, gula pasir Rp16.000 per kilo gram, ikan segar jenis kawalinya Rp15.000 per lima ekor.
Pj Wako mengatakan pihaknya sengaja memilih item yang menjadi penyumbang inflasi yang dijual di gerakan pangan murah.
Sedangkan terkait keluhan masyarakat yang tidak kebagian kupon yang diedarkan khusus untuk pembelian beras Dominggus mengatakan, hal ini untuk menjaga ketertiban dalam pelaksanaan penjualan, jadi harus antre.
Selain itu juga untuk menjaga jangan sampai ada masyarakat yang membeli beras yang berlebihan, akhirnya yang lain tidak dapat.
Sebelumnya Kantor Perwakilan bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku mencatat, realisasi indeks harga konsumen di Maluku pada September 2024 mengalami deflasi 0,07 persen.
Menurutnya Kepala BI perwakilan Maluku Rawindra Ardiansyah realisasi deflasi utamanya bersumber dari komoditas hortikultura, antara lain cabai rawit, tomat, dan cabai merah.
Penurunan harga pada komoditas hortikultura terjadi di tengah berlangsungnya panen, terutama pada petani yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tengah.
Selain itu, daerah pemasok luar Provinsi Maluku, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan turut mengalami periode panen, sehingga pasokan komoditas hortikultura meningkat.