Ambon (Antara Maluku) - Bandara Mathilda Batlayeri, Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, yang dioperasikan mulai 9 Mei 2014 telah memenuhi standar minimal keselamatan penerbangan.
"Jadi, maskapai penerbangan Wings Air dan Trigana Air telah beroperasi ke sana," kata Kabid Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Maluku, Jhon Rante, Senin.
Sejumlah fasilitas penunjang bandara sedang dan diprogramkan dibangun sehingga manajemen maspakai penerbangan Garuda Indonesia menangguhkan pengoperasian pesawatnya tipe ATR 72/600.
Bandara Mathilda Batlayeri, Saumlaki belum memiliki pagar, mesin X-ray, h"and metal detector" dan jaringan operator telepon belum berfungsi dengan baik.
"Saya dikoordinasikan kepala bandaranya bahwa mesin X-ray dan bagasi dijadwalkan dibangun pada Oktober 2014 karena proses tendernya sedang dilaksanakan," ujar Jhon.
Karena itu, dia memaklumi penangguhan pengoperasian pesawat Garuda ke bandara Mathilda Batlayeri karena ketat dengan ketentuan standar minimal keselamatan penerbangan.
"Diharapkan fasilitas penunjang bandara tersebut bisa dilengkapi paling terlambat pada 2015 sehingga manajemen maskapai Garuda mengoperasikan pesawatnya ke sana ( Mathilda Batlayeri)," kata Jhon.
Manajer PT Garuda Indonesia Cabang Ambon, Sonny Pongoh menyatakan fasilitas penunjang di bandara Mathilda Batlayeri, Saumlaki belum memenuhi syarat untuk pembukaan rute maskapai Garuda Indonesia.
"Waktu yang ditargetkan untuk pembukaan rute maskapai nasional tersebut semula pada awal September, ditunda hingga awal Oktober. Pembukaan ini kemungkinan juga akan mengalami kendala karena fasilitas bandara belum memenuhi syarat," ujarnya.
Menurut dia, penundaan dilakukan setelah tim garuda pusat mengunjungi bandara Olilit Saumlaki dan Karel sasuittubun Tual.
Tim yang terdiri dari aviation security, kargo, sistem IT dan teknik untuk untuk memantau fasilitas dan operasional bandara.
"Hasil pantauan dua bandara tersebut, bandara saumlaki belum memenuhi sejumlah persyaratan, sedangkan bandara Tual tidak mengalami kendala," kata Sonny.
Dia mengatakan, Bandara Saumlaki belum memiliki pagar, mesin X-ray, "hand metal detector" dan jaringan operator telepon belum berfungsi dengan baik.
"Pagar di landasan bandara merupakan hal yang penting, karena hal tersebut merupakan faktor keamanan pesawat, selain itu tersedianya jaringan telepon juga harus tersedia dengan baik untuk operasional manual," tegas Sonny.
GIA, berencana akan mengoperasikan pesawat terbang tipe ATR 72/600 sekelas pesawat milik Wings Air dengan kapasitas penumpangnya berbeda.
Pesawat type ATR 72 dioperasikan untuk jarak pendek bermesin twin-turboprop yang dibangun perusahaan pesawat Perancis-Italia ATR.
"Pesawat ini memiliki kapasitas hingga 78 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal dan dioperasikan oleh dua kru penerbang," kata Sonny Pongoh.