Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara menyatakan bahwa transformasi program transmigrasi di Indonesia yang tengah dijalankan Kementerian Transmigrasi (Kementrans) saat ini dapat menjadi contoh implementasi pembangunan yang inklusif bagi negara-negara berkembang.
Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan bahwa pihaknya tengah melaksanakan lima program unggulan untuk memperkuat pelaksanaan transmigrasi serta mengubah perspektif masyarakat terhadap program tersebut.
"Sebelumnya, transmigrasi bertujuan untuk memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduk," kata Iftitah di Jakarta, Rabu (11/6) sore.
Sementara itu, saat ini program tersebut ditransformasikan untuk menghapus ketimpangan kesejahteraan di tengah masyarakat dengan membangun pusat-pusat ekonomi baru.
Mentrans lantas mengajak semua pihak untuk membangun komunitas masyarakat baru melalui transformasi transmigrasi, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi sebagai model bagi pembangunan yang inklusif di negara-negara berkembang.
"Mari kita bangun komunitas baru ini bersama-sama menjadi masyarakat yang aman, produktif, dan siap menghadapi masa depan," katanya.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, lanjut dia, Indonesia berkomitmen untuk menunjukkan bahwa pertumbuhan, pemerataan, dan muruah bangsa dapat berjalan beriringan.
"Melalui transmigrasi, kami tidak hanya membangun kota-kota baru. Kami mendefinisikan ulang pembangunan," imbuhnya.
Ia lantas menyebutkan kelima program unggulan tersebut, yakni Trans-Tuntas yang bertujuan untuk menyediakan lahan yang legal dan siap dimanfaatkan bagi transmigran dan Trans-Lokal yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat tuan rumah agar dapat tumbuh bersama para transmigran.
Program lainnya adalah Trans-Patriot yang bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang berjiwa patriotik dan berkomitmen untuk membangun daerah transmigrasi serta Trans-Karya Nusa yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat menciptakan rantai nilai (value chain) dan lapangan pekerjaan baru.
Selain itu, kata dia, ada pula Trans-Gotong Royong yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang inklusif dan tangguh melalui kolaborasi pentaheliks.
Iftitah menuturkan bahwa saat ini pihaknya tengah memetakan kerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah daerah, masyarakat, serta investor untuk merealisasikan program-program tersebut.
Ia menyampaikan bahwa saat ini Kementrans mengelola 3,1 juta hektare lahan dengan status hak pengelolaan lahan transmigrasi (HPL), termasuk 500.000 hektare lahan yang berpotensi menjadi kawasan ekonomi baru.
Pelaksanaan transmigrasi, menurut dia, memungkinkan kerangka kolaborasi yang lebih sederhana, lebih cepat, dan lebih memiliki kepastian hukum bagi keterlibatan sektor swasta dan kini banyak investor global yang sudah melirik kerja sama ini.
Investor Brasil dan Spanyol, misalnya, telah menjajaki kerja sama di bidang peternakan sapi, sementara investor Eropa berminat terhadap produksi cokelat.
Selain itu, investor Tiongkok tertarik untuk membangun industri manufaktur, sedangkan investor dari beberapa negara lainnya telah menyampaikan keinginan mereka untuk terlibat dalam industri kelapa.
"Mari kita ciptakan negara yang tidak menyia-nyiakan potensinya, setiap daerahnya maju, pertumbuhannya kuat, masa depannya berdaulat, dan menjadi kebanggaan bersama," kata Mentrans.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentrans: Transmigrasi Indonesia bisa jadi contoh di negara berkembang