Jakarta (ANTARA) - Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Kamis, dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.
Sentimen utama masih akan berasal dari progres kesepakatan dagang global, yang mana ada optimisme Amerika Serikat (AS) akan segera mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa sebelum batas waktu pemberlakuan tarif 1 Agustus 2025.
“Dengan tren naik yang tetap dominan, IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan reli penguatan dan menguji level psikologis di level 7.500," ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari mancanegara, Jepang dan AS telah menjalin kesepakatan dagang, diantaranya mencakup tarif sebesar 15 persen atas barang impor dari Jepang dengan tarif untuk sektor otomotif akan diturunkan dari 25 persen menjadi 15 persen. Selain itu, Jepang akan melakukan investasi senilai 550 miliar dolar AS di AS.
Kesepakatan dagang antara AS dan Jepang, menimbulkan optimisme akan terjalinnya kesepakatan dagang antara AS dengan negara lain, termasuk dengan Uni Eropa.
Financial Times dan Bloomberg melaporkan bahwa negosiasi AS dan Uni Eropa akan mengacu seperti kesepakatan dengan Jepang, yaitu penurunan tarif menjadi 15 persen.
Di sisi lain, kekhawatiran terhadap potensi dampak hukum dan ekonomi apabila Presiden AS Donald Trump memecat Ketua The Fed Jerome Powell telah mereda, setelah Trump dan Menteri Keuangan AS mengisyaratkan tidak lagi berencana menggantikan Powell dengan segera.
Fokus pelaku pasar saat ini beralih ke pertemuan FOMC The Fed pada 29-30 Juli 2025, yang mana The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di tengah ketidakpastian ekonomi, meskipun Presiden Trump berulang kali mendesak pemangkasan suku bunga.
Dalam pidato konferensi The Fed pada Selasa (22/7), Powell menolak memberikan detail lebih lanjut tentang prospek tersebut dan justru berfokus terhadap regulasi perbankan.
Selain itu, pelaku pasar menantikan pertemuan Europan Central Bank (ECB) pada Kamis (24/7), yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 2,15 persen, di tengah potensi inflasi yang dapat meningkat serta kondisi ketidakpastian akibat tarif impor AS.
Dari Jerman, pada Kamis (24/7), pelaku pasar akan mencermati HCOB Manufacturing Flash bulan Juli 2025 yang diperkirakan sedikit naik pada level 49,4 dari sebelumnya 49 di Juni 2025, meskipun masih di area kontraksi.
Dari Inggris, pada Kamis (24/7), akan dirilis indeks S&P Global Manufacturing PMI Flash bulan Juli 2025 yang diperkirakan sedikit naik di level 48 dari 47, 7 di Juni 2025.
Dari AS, akan dirilis indeks S&P Global Manufacturing PMI Flash bulan Juli 2025 yang diperkirakan sedikit turun menjadi 52,5 dari 52,9 di Juni 2025.
Pada perdagangan Rabu (23/07), bursa saham Eropa ditutup menguat, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,00 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,42 persen, indeks DAX Jerman turun 0,83 persen, serta indeks CAC Prancis naik 1,37 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup menguat pada perdagangan Rabu (23/07), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average naik 507,85 poin,atau 1,14 persen ditutup di level 45.010,29, indeks S&P 500 menguat 0,78 persen ke rekor penutupan baru di 6.358,91, indeks Nasdaq Composite naik 0,61 persen dan ditutup di 21.020,02 yang menjadi penutupan pertama kalinya di atas level 21.000.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasar optimistis kesepakatan AS dan Uni Eropa, IHSG diprediksi menguat