Ambon (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banda Neira menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banda untuk memperkuat pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Lapas Bandanaira, Mikha dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Jumat mengatakan, kerja sama ini menjadi tonggak awal sinergi pembinaan rohani berkelanjutan di dalam Lapas.
“Kerja sama ini merupakan bentuk komitmen Lapas Banda Neira dalam memberikan pembinaan menyeluruh kepada warga binaan, khususnya di bidang kerohanian. Dengan sinergi bersama KUA Banda, kami ingin membentuk karakter Warga Binaan agar menjadi pribadi yang lebih baik dan siap kembali ke masyarakat,” kata Mikha.
Menurutnya, pembinaan kerohanian di Lapas merupakan salah satu program penting untuk membentuk karakter dan memperkuat mental WBP agar siap kembali ke masyarakat.
Program ini mencakup berbagai kegiatan, antara lain ceramah dan kajian keagamaan yang rutin digelar untuk memberikan pemahaman spiritual yang mendalam, pengajian atau baca tulis Al Quran bagi yang beragama Islam, kebaktian dan pendalaman iman bagi yang beragama Kristen, serta bimbingan rohani sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
Selain itu, ada pula kegiatan motivasi mental-spiritual, pembinaan moral, hingga pelatihan etika dan akhlak.
Tujuannya tidak hanya untuk menambah pengetahuan keagamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, kedisiplinan, dan nilai-nilai positif yang dapat menjadi bekal WBP setelah menjalani masa pidana.
Kepala KUA Banda, Ridwan Wailussy, menyampaikan dukungannya untuk kegiatan tersebut.
“Kami sangat mendukung dan berterima kasih karena ini merupakan bagian dari tugas kami untuk memberikan bimbingan keagamaan yang lebih intensif dan berkualitas, sehingga dapat membantu membangun karakter dan ketakwaan warga binaan,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantaro, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Lapas Bandanaira. Menurutnya, pembinaan kerohanian merupakan elemen penting dalam mempersiapkan WBP kembali ke masyarakat.
“Kami menyadari bahwa pembinaan kerohanian adalah pondasi utama dalam membentuk pribadi yang lebih baik. Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa Warga Binaan mendapatkan pembinaan spiritual yang intensif dan terarah sebagai bagian dari proses reintegrasi sosial,” tuturnya.
