Ambon, 23/5 (Antara Maluku) - Pembangunan sebanyak 75 sambungan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) komunal di kawasan Ahuru ditargetkan rampung pada akhir Mei 2016.
Kepala Seksi Penataan Perumahan dan Kawasan Dinas Tata Kota Ambon, Ruddy Torry menyatakan, proses pemasangan dilakukan oleh warga setempat dan diawasi langsung oleh pemerintah.
"Proses pemasangan jaringan tempat pembuangan dan pengelolaan itu aman bagi masyarakat, karena dikerjakan sendiri oleh masyarakat. Kita targetkan pemasangannya rampung akhir Mei," katanya di Ambon, Senin.
Menurut dia, anggaran pembangunan Ipal bersumber dari APBD Kota Ambon tahun 2015 sebesar Rp900 juta untuk 75 sambungan.
Tujuan dari pemasangan agar masyarakat tidak kesulitan jika pembuangan penuh atau sebagainya.
Selain itu, pengolaan limbah dengan sistem ini juga sangat menguntungkan masyarakat, karena tanah tidak tercemar dengan kotoran dari pembuangan, serta semua kotoran yang dibuang melalui sambungan ini langsung diolah menjadi air biasa dan ramah lingkungan.
Rudy mengatakan, pihaknya berupaya membantu warga yang memang belum memiliki tempat pembunagan yang layak, denganmenyambungkan instalasi.
"Bukan hanya membangun jaringan, tetapi pemerintah juga ikut bertanggungjawab kepada masyarakat dengan membangun kakus," ujarnya.
Dijelaskannya, program tersebut sebelumnya kurang mendapat perhatian dari masyarakat, tetapi setelah pihaknya melakukan pembanguan jaringan di Nania, pemerintah siap membangun di semua wilayah di kota Ambon.
"Program ini kedepan diwajibkan oleh pemerintah, karena sangat memudahkan masyarakat, karena lahan untuk membangun rumah ditahun-tahun kedepan juga akan sulit diperoleh apalagi untuk membangun kakus," tandasnya.
Rudy menambahkan, pihaknya saat ini semantara membangun saluran sanitasi di lima lokasi di kota Ambon.
Setelah menetapkan desa Nania kecamatan Baguala sebagai kawasan percontohan pemasangan Ipal komunal, maka selanjutnya akan dilakukan pembangunan di lima lokasi di Ambon yakni pengungsi Batu Gajah, Negeri Halong, Kelurahan Pandan Kasturi, Air Besar desa Passo, dan Batu Merah.
Sesuai rencana, di setiap lokasi akan dibangun kurang lebih 200 hingga 300 saluran sanitasi, guna membantu masyarakat yang menetap di kawasan tersebut.
"Pembangunan sanitasi sebagai upaya menjaga perilaku dalam pembudayaan hidup bersih, serta mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya ," katanya.