Jailolo, 14/5 (Antara Maluku) - Ribuan pengunjung dari berbagai penjuru Halmahera Barat memadati acara penutupan Festival Teluk Jailolo 2017 di Lapangan FTJ, Jailolo, Halmahera Barat, Sabtu malam.
Penampilan artis ibukota Irma Dharmawangsa dan penyanyi asal Kota Ambon Mitha Talahatu menjadikan acara pemungkas Festival Teluk Jailolo 2017 yang berlangsung dari 9-13 Mei 2017 semakin meriah.
Selama kurang lebih sepekan pelaksanaannya, berbagai perlombaan dan atraksi digelar di FTJ 2017 untuk menyajikan berbagai daya tarik yang ada di Halmahera Barat seperti kearifan lokal, keindahan panorama alam, potensi bawah laut, kuliner khas, serta adat istiadat penduduk asli.
Bupati Halmahera Barat Danny Missy dalam pidato penutupan mengatakan bahwa Festival Teluk Jailolo, yang pertama kali digelar pada 2009, telah menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya, kesenian dan potensi wisata Halmahera Barat.
Festival Teluk Jailolo pun telah dinobatkan menjadi festival peringkat tiga favorit nasional setelah Festival Erau Kutai Kutanegara dan Jember Fashion Carnival pada 2016.
Kini, pekerjaan rumah bagi masyarakat Halbar adalah bagaimana mengangkat kembali kekayaan budaya dan adat istiadat yang ada, kata Danny.
"Mari kita bersatu bersama bagaimana kita bisa mengembangkan adat, budaya, sejarah kita agar negeri ini bisa aman, damai dan tentram," kata Bupati Halbar.
Pada sore harinya, pertunjukan Sasadu on the Sea juga memukau para pengunjung FTJ 2017.
Walaupun cuaca mendung dan gerimis, lapangan FTJ yang terletak di samping Pelabuhan Jailolo dipenuhi oleh pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan yang memadukan puisi, musik dan tarian adat Halmahera Barat di panggung yang dibangun di atas laut tersebut.
Dua ratus pemuda-pemudi setempat dengan kostum berwarna-warni tampil menawan bergiliran membawakan rangkaian tarian Sasadu on the Sea di panggung dengan latar pulau Halmahera dan Teluk Jailolo.
Sang Koreografer, Eko Supriyanto menjelaskan bahwa Sasadu on the Sea adalah pertunjukan seni kontemporer yang menggabungkan dan mengharmonisasikan kesenian dan adat dari suku-suku yang ada di Halmahera Barat.
Seniman yang telah melanglang dunia itu diberi mandat oleh pemerintah setempat untuk menyiapkan seni pertunjukkan sebagai acara puncak Festival Teluk Jailolo.
Selama satu tahun, Eko melakukan riset terhadap ragam adat dan seni di Halbar, hingga pada 2013 karyanya untuk pertama kali tampil pada Festival Teluk Jailolo.
"Sasadu on the Sea mengangkat potensi tari dan musik suku-suku di Halmahera Barat," kata Eko yang mengaku jatuh cinta dengan kesenian di Halmahera Barat itu.
Pertunjukan di panggung atas laut itu sudah menjadi ikon Festival Teluk Jailolo sejak 2010. Bermula dari rangkaian pertunjukan Teater on the Sea kemudian menjadi Cabaret on the Sea dan sejak tahun 2013 berganti menjadi Sasadu on the Sea yang namanya diambil dari nama rumah adat suku Sahu di Halmahera Barat, Sasadu.
Alex, wisatawan asal Jerman pun menyempatkan diri untuk menyeberang dari Ternate ke Jailolo karena penasaran dengan gelaran FTJ 2017.
"Saya datang ke sini untuk melihat apa saja yang ditampilkan di festival ini," kata Alex yang terkesan dengan keramahan penduduk setempat itu.
Sementara itu, Bupati Halbar mengatakan bahwa kini masyarakat Halmahera Barat bisa berbangga karena mempunyai tarian-tarian yang mendapatkan apresiasi di panggung internasional seperti Cry Jailolo dan Balabala, yang juga ditukangi oleh Eko Supriyanto.
Pemerintah Halmahera Barat pun menganugerahi Eko, seniman asal Magelang, Jawa Tengah itu, dengan gelar warga kehormatan atas upayanya melestarikan kesenian dan adat Halmahera Barat.