Saumlaki, 7/2 (Antaranews Maluku) - Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) terus mengoptimalkan berbagai langkah pencegahan terhadap penyakit tumor ganas atau kanker di wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan MTB, dr. Edwin Tomasoa di Saumlaki, Rabu, menyatakan, meskipun hingga kini tidak ada lonjakan kasus, pihaknya terus melakukan berbagai langkah untuk menekan angka penderita penyakit mematikan itu.
Upaya yang dilakukan antara lain mengedukasi masyarakat melalui berbagai kelompok sosial untuk mehamani penyebab terjadinya kanker dan melakukan pencegahan secara dini.
"Kanker yang banyak diderita oleh masyarakat MTB khususnya pada perempuan itu kanker payudara, kanker leher rahim atau kanker serviks, kanker getah bening serta kanker paru-paru. Kalau yang diderita kaum lelaki umumnya kanker paru-paru dan kanker prostat," kata Edwin.
Menurut dia, penyebab timbulnya kanker belum diketahui, namun penyakit itu dipastikan terjadi karena sejumlah faktor predisposisi seperti tidak menghiraukan pola hidup bersih dan sehat, bebas asap rokok, diet gizi seimbang, gula garam dan lemak pada pangan berlebihan, dan sebagainya.
Karena itu, upaya yang dilakukan dititikberatkan pada pencegahan ketimbang pengobatan.
"Kita dorong masyarakat untuk perbaikan pola hidup, pola makan supaya tidak mengarah pada pola hidup yang mempermudah tumbuh suburnya penyakit kanker," katanya.
Edwin mengunkapkan, pihaknya selama tahun 2017 telah melakukan kerja sama dengan organisasi perempuan di instansi TNI, Polri dan Kejaksaan guna mengedukasi anggota organisasi tentang bahaya dan pencegahan terhadap kenker serviks, termasuk melakukan pemeriksaan IVA secara gratis untuk wanita dewasa.
Tahun ini, Dinas Kesehatan MTB akan meningkatkan kerja sama dengan organisasi perempuan di bidang keagamaan seperti WKRI, Pelwata, dan organisasi perempuan lain.
"Manfaatnynya adalah, mereka mengakomodir setiap anggotanya untuk hadir dan mempermudah proses pemeriksaan. Selain itu, ada juga kelompok-kelompok khusus yang akan disasar seperti di sekolah-sekolah," kata Edwin.
Dia mengakui pula bahwa pemeriksaan IVA selama ini belum dilakukan secara menyeluruh di sepuluh kecamatan yang ada di MTB, dan karenanya akan ditingkatkan pada tahun ini.
"Kita di sini masih terbatas pada sosialisasi, karena kita harapkan dengan pengetahuan yang dimiliki maka masyarakat dapat mengubah pola hidupnya menjadi sehat," katanya.
"Contohnya, kita sudah mendorong setiap kepala desa untuk membangun tempat-tempat santai untuk digunakan oleh para perokok. Jadi kalau masyarakat yang mau merorok maka hanya di tempat itu dan tidak boleh merokok di tempat lain, termasuk di dalam rumah. Karena mereka merokok tetapi orang lain yang menderita karena bahaya asap rokok," katanya menandaskan.
Video : Nelayan rentan terkena kanker