Ambon, 25/7 (Antaranews Maluku) - Kementerian Sosial (Kemensos) mengerahkan tim ke lokasi krisis pangan di pedalaman hutan Seram, di gunung Morkele, kabupaten Maluku Tengah yang mengakibatkan tiga warga meninggal dunia.
"Sebanyak tujuh staf Kemensos tiba di Ambon, Rabu(25/7) pagi, selanjutnya ke Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah guna melanjutkan perjalanan ke lokasi krisis pangan," kata Kadis Sosial Maluku, Sartono Piring di Ambon, Rabu.
Tim Kemensos bersama staf Dinas Sosial Maluku dan sejumlah personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) akan menyalurkan bantuan dan mendata permasalahan yang sebenarnya terjadi di sana untuk penaganan lanjutan.
"Kehadiran tim Kemensos merupakan hasil koordinasi, menindaklanjuti laporan dari Dinas Sosial kabupaten Maluku Tengah bahwa bencana sosial itu mengakibakan seorang lansia dan dua balita meninggal dunia, akibat krisis pangan," ujarnya.
Tim terpadu dengan melibatkan BNPB akan mengungkapkan penyebab terjadinya krisis pangan yang dialami sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) atau 170 jiwa warga di negeri Maneo Rendah, kecamatan Seram Utara Timur Kobi, kabupaten Maluku Tengah.
Bantuan yang disiapkan untuk disalurkan antara lain satu ton beras , matras sebanyak 100 lembar, selimut 180 lembar, 35 paket kid ware dan 60 paket kebutuhan lansia.
Sedangkan, bantuan lainnya dari stok penyangga Dinas Sosial kabupaten Maluku Tengah antara lain sayur lodeh dan opor ayam 90 kaleng, panci masak dan wajan masing - masing 45 buah, piring 270 buah, gelas melamin 135 buah, selimut wol dan tenda gulung masing - masing 45 lembar dan matras 90 lembar.
"Saya memantau tim setelah tiba di Wahai, kecamatan Seram Utara telah melanjutkan perjalanan ke lokasi krisis pangan bersama bantuan," kata Sartono
Lokasi tinggal warga suku terasing itu berada di Dusun Maneo yang jarak tempuhnya tiga jam dengan kendaraan dari Wahai atau delapan jam dari Masohi, Ibu Kota Maluku Tengah lalu dilanjutkan berjalan kaki delapan jam ke desa terdekat.
Sedangkan, lokasi titik kumpul terdekat ke masyarakat terasing adalah di Kali Toahaku dengan rute perjalanan dari Polsek Seram Utara, rumah singgah jalan dusun Soahari. Kali Touhaku dapat ditempuh dengan kendaraan dari Wahai selama tiga jam atau delapan dari Masohi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat menyatakan, telah mengambil sikap cepat untuk menangani persoalan suku terasing di daerah pedalaman hutan Seram itu.
"Menindaklanjuti informasi tentang adanya bencana sosial pada warga suku terasing Mausu Ane, Polda segera merespon dengan mengambil langkah-langah kepolisian dan mengidentifikasikan berbagai persoalan secepatnya," katanya.
"Mereka suku nomaden, berpindah-pindah tempat dan hanya dapat ditemui dengan perantaraan Raja Maneo, Nikolas Boiratan," katanya.
Polda Maluku akan menyalurkan bantuan sumbangan berupa satu ton beras, makanan siap saji seperti mie instan 200 dos, gula pasir 100 Kg, dan obat-obatan, termasuk memberangkatkan tenaga medis .
Sebelumnya, Danramil 1502-05/Wahai, Kapten CBA La Ode Ma?aruf memimpin personilnya membawa makanan ke lokasi krisis pangan pada 24 Juli 2018.
Tim pengangkut logistik Koramil 1502 - 05/Wahai, melaksanakan reaksi cepat menyalurkan makanan siap saji dan beras ke lokasi kejadian dengan memikul sambil berjalan kaki menyusuri hutan dan melewati sungai-sungai di wilayah itu.