Ambon (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Maluku, Edwin Adrian Huwae mengatakan, hingga kini sudah ada lima orang kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) pada pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan saat menjalankan tugasnya.
"Tadi malam saya baru melayat satu petugas KPPS di desa Suli, kecamatan Salahutu, pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di rumah sakit," kata Edwin di Ambon, Kamis.
Ketua KPPS desa Suli, Yusuf Tuatparu ini menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Mei 2019 saat menjalani perawatan medis di rumah sakit akibat kelelahan.
Dalam hari yang bersamaan, kata Edwin, ketua KPPS TPS 04 desa Tela, kabupaten Maluku Barat Daya(MBD), Viktor Imnana juga meninggal dunia akibat kelelahan yang amat sangat.
Korban tewas lain karena penyebab yang sama adalah Ketua KPPS pada TPS 01 desa Adodo Molu, kabupaten Kepulauan Tanimbar, Selvianus Itranbey pada 22 April 2019, kemudian anggota KPPS pada TPS 03 desa Aboru, kecamatan Haruku, kabupaten maluku Tengah, Ruth Sinai yang meninggal dunia pada 16 April 2019.
"Sama halnya dengan Sekretaris KPPS desa Ohoiwait, kabupaten Maluku Tenggara, Simson Ingratubun yang meninggal dunia pada 18 April 2019 ," katanya.
Selain lima petugas KPPS yang meninggal dunia, masih ada sejumlah petugas yang sakit hingga menjalani perawatan medis.
"DPRD telah mengingatkan KPU provinsi Maluku untuk memperhatikan para petugas penyelenggara pemilu serentak, baik yang meninggal dunia maupun sakit karena sudah ada jaminan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan," ujarnya.
Menkeu sudah menjanjikan memberi bantuan Rp36 juta bagi yang meninggal dunia dan Rp16 juta buat yang sakit serta menjalani perawatan medis agar keluarga bisa menggunakannya.
Lima anggota KPPS di Maluku meninggal dunia
Kamis, 2 Mei 2019 18:56 WIB