Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat(Halbar), Maluku Utara(Malut) , diminta memaksimalkan upaya pencegahan gizi buruk pada balita sebagai komitmen dalam melahirkan generasi yang berkualitas di daerah itu.
"Sesuai data yang ada di Halmahera Barat masih ditemukan ratusan balita yang mengalami gizi buruk setiap tahunnya dan ini seharusnya menjadi cambuk bagi pemkab setempat dalam melakukan berbagai program pencegahan agar hal seperti itu tidak terjadi lagi," kata pemerhati kesehatan di Halmahera Barat Mulyadi di Ternate, Kamis.
Wilayah Halmahera Barat yang kaya potensi sumber daya alam, baik di sektor pertanian maupun kelautan seharusnya tidak ada balita di daerah itu yang sampai mengalami gizi buruk, karena sumber makanan bergizi bagi balita mulai didapatkan dan harganya pun pasti murah.
Ia melihat penyebab utama terjadinya gizi buruk pada balita di Halmahera Barat selama ini adalah kurangnya pemahaman orang tua dalam melakukan pengasuhan secara baik kepada anaknya, terutama dalam pemberian asupan makanan yang baik dan bergizi.
Oleh karena itu, Pemkab Halmahera Barat melalui sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Kesehatan harus lebih memaksimalkan upaya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya ibu hamil dan memiliki balit mengenai hal tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Barat Rosfintje Kalinget mengatakan pemkab setempat selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah kasus gizi buruk pada balita di antaranya dengan memaksimalkan peran Posyandu.
Selain itu pemkab juga telah mengeluarkan program baru yang disebut program konseptual pencegahan gizi buruk dengan melibatkan berbagai pihak terkait serta terus melengkapi infrastruktur kesehatan di pedesaan, baik berupa Puskesmas maupun tenaga kesehatan.
Seluruh pemerintah desa di Halmahera Barat, menurut dia, juga didorong berperan dalam pencegahan gizi buruk pada balit, di antaranya dalam pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu hamil dan yang memiliki balita.
Seluruh kepala desa di Halmahera Barat terus pula memantau kondisi setiap balita di wilayahnya jika melihat ada gejala mengalami gizi buruk segera melaporkan ke Puskesmas untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Ia menambahkan, pada 2019 Dinkes Halmahera Barat menangani 140 lebih kasus gizi buruk pada balita dan sebagian besar telah berhasil disembuhkan, kecuali untuk balita yang mengalami penyakit bawaan yang masih menjalani penanganan lebih lanjut.