Ambon (ANTARA) -
Hasil survei Indo Barometer terkait permasalahan dan perkembangan kota Ambon terkini menyatakan kondisi ekonomi ibu kota provinsi Maluku saat ini lebih baik 46,3 persen dibandingkan 2018.
"Sebanyak 46,3 persen masyarakat menyatakan kondisi ekonomi kota Ambon saat ini lebih baik atau jauh lebih baik dibanding pada 2018, dan 42,3 persen menyatakan tidak ada perubahan, 9,3 persen menyatakan jauh lebih buruk, serta 2,1 persen tidak tahu atau menjawab," kata peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, di Ambon, Kamis.
Ia menyatakan, survei dilakukan di lima kecamatan di kota Ambon pada 16-23 Agustus 2029, dengan jumlah responden 400 orang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Margin eror sebesar 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, metode penarikan sampel yang digunakan yakni multistage random sampling.
"Survei ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi di Ambon dan harus segera dibenahi oleh pemerintah daerah, serta untuk mengetahui pendapat masyarakat menjelang HUT ke-444 pada 7 September 2019," ujarnya.
Hadi menjelaskan, temuan pokok survei yakni enam pokok permasalahan mendesak di Ambon yang paling banyak diungkap yakni sulitnya lapangan kerja (21,3 persen), kurangnya tempat pembuangan sampah (21,3 persen), masalah lalu lintas atau kemacetan (14,8 persen), sulitnya kondisi ekonomii rakyat (5,8 persen), masalah kemiskinan yang belum teratasi (4,8 persen) dan penataan kota belum rapih (4,3 persen).
Sedangkan enam permasalahan mendesak di lingkungan tempat tinggal yang paling banyak diungkap yakni kurangnya tempat pembuangan sampah (26,3 persen), sulitnya lapangan kerja (15,3 persen), masalah infrastruktur jalan (8 persen), sulitnya mendapatkan air bersih (7,3 persen), masalah keamanan (5 persen) dan lingkungan kurang bersih (4,8 persen).
Selain itu mayoritas warga (79,5 persen) menyatakan fasilitas tempat sampah di Ambon sudah tersedia, (20,5 persen) menyatakan sudah tersedia tetapi belum mencukupi (68,5 persen), sudah mencukupi (28 persen) danyang tidak tahu (3,5 persen).
Sejumlah hal lainnya diungkap seperti masyarakat menilai fasilitas trotoar bagi pejalan kaki di jalan utama sudah cukup memadai sebanyak 74, 8 persen dan 24,5 persen lainyya menilai tidak memadai.
Ia mengakui, permasalahan mendesak yang menjadi perhatian warga yakni untuk infrastruktur umum berupa ketersediaan tempat duduk umum di area trotoar, pembangunan taman kota seperti Pattimura park, penambahan lampu lalu lintas untuk penyebrangan pejalan kaki di area jalan umum.
Serta masalah lainnya terkait pembangunan fasilitas toilet umum di lokasi tertentu, tempat parkir kendaraan umum di jalan utama, serta pengembangan kawasan pesisir menjadi wajah depan kota yang indah dan memiliki banyak fungsi.
"Hasil survei ini yang menjadi keluhan utama masyarakat yakni sulitnya lapangan pekerjaan, serta fasilitas umum," tandasnya.
Ia menambahkan, hasil survei ini disampaikan ke media dan diharapkan menjadi perhatian dan masukan bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki pelayanan bagi masyarakat.