Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku mengintensifkan survei di kawasan konservasi untuk memastikan keamanan dan kelestarian sumber daya alam (SDA) di wilayah tersebut.
“Kita sedang rutin survei kawasan konservasi untuk memastikan bahwa kawasan ini tetap terjaga sebagai habitat alami bagi flora dan fauna. Dengan survei ini, kami dapat mengidentifikasi ancaman yang ada dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan," kata Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku Seto, di Ambon, Kamis.
Dalam beberapa pekan terakhir, tim BKSDA telah melakukan pemantauan di berbagai lokasi, termasuk taman nasional dan suaka margasatwa, guna mendeteksi potensi ancaman yang dapat merusak ekosistem.
Ia mengatakan, hingga saat ini BKSDA telah melakukan survei di kawasan konservasi Sahuwai Tanjung Sial Kabupaten Seram Bagian Barat, kawasan konservasi Masbait di Pulau Buru Maluku dan Kawasan Konservasi Pulau Marsegu di Seram Barat.
“Terakhir minggu kemarin kita ke Marsegu untuk melihat terumbu karang. Dari hasil kegiatan itu diketahui bahwa terdapat beberapa titik yang mengalami kerusakan, sehingga perlu mengembalikan kondisinya dengan melakukan transplantasi terumbu karang serta sosialisasi posisi karang kepada para nelayan,” ujarnya.
Ia mengaku, kegiatan survei ini juga untuk mengantisipasi masalah yang perlu ditangani, seperti perambahan hutan untuk kegiatan pertanian, penangkapan ikan ilegal, serta perdagangan satwa liar.
Keberadaan aktivitas ilegal ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem.
Untuk mengatasi masalah ini, BKSDA Maluku berencana untuk meningkatkan patroli di kawasan-kawasan rawan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
"Kami ingin melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi. Edukasi yang baik tentang dampak negatif dari kegiatan ilegal dapat membantu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mereka," terangnya.
Sebagai bagian dari upaya kolaboratif, BKSDA juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, akademisi, dan organisasi non-pemerintah. Program-program pelatihan dan workshop juga akan diadakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat lokal agar mereka dapat berkontribusi dalam konservasi.
“Kita perlu membangun sinergisitas antara BKSDA, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan lestari," ungkapnya.
BKSDA Maluku optimis bahwa dengan langkah-langkah proaktif ini, mereka dapat meningkatkan perlindungan terhadap kekayaan alam yang dimiliki daerah tersebut.
Melalui survei dan upaya kolaboratif, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi semakin meningkat, sehingga generasi mendatang dapat mewarisi lingkungan yang sehat dan seimbang.
“Nanti kita Sabtu ini juga mau ke Banda Neira Maluku Tengah, untuk survei membuka area kawasan gunung api. Jadi kegiatan ini dilakukan secara bertahap dengan tujuan mengetahui kondisi terbaru kawasan konservasi di Maluku,” ucap Seto.