Ambon (ANTARA) - Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon, Provinsi Maluku menyatakan sebanyak 2.565 pasien melakukan pemeriksaan di posko kesehatan bagi korban gempa bumi 6,8 magnitudo yang mengguncang Ambon dan sekitarnya Kamis (26/9).
"Hingga hari keenam pascagempa kita mendata sebanyak 2.565 pasien memeriksakan kesehatan di posko yang dibentuk di titik pengungsian, " kata Kepala Dinas Kesehatan Ambon, Wendy Pelupessy, Rabu, di Ambon.
Ia mengatakan, ribuan pengungsi yang menempati sejumlah tiitk pengungsian di Kota Ambon mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi dan gatal-gatal.
Hasil pemeriksaan petugas kesehatan, katanya, yang paling banyak menjadi keluhan warga adalah ISPA dan hipertensi karena ketakutan akan terjadinya gempa susulan.
Sementara untuk anak-anak menderita penyakit batuk, pilek, dan juga ISPA.
"Selain itu penyakit gatal-gatal, maag dan nyeri otot, lima jenis penyakit ini yang tertinggi, dan ISPA yang terbanyak diderita karena kondisi lingkungan dan cuaca," katanya.
Ia menjelaskan, di posko kesehatan para pengungsi bisa memeriksakan tekanan darah maupun mendapatkan obat secara gratis.
"Stok obat tersedia di posko maupun layanan keliling, karena itu masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dapat memeriksakan kesehatan secara gratis di petugas," ujarnya.
Ia mengakui pasien yang mendapat perawatan medis di rumah sakit di Kota Ambon saat ini sebanyak 10 pasien di empat rumah sakit (RS).
Menurut dia, korban meninggal dunia akibat gempa di Ambon sebanyak 13 orang, dan korban luka-luka yang menjalani perawatan awal 33 orang dan tersisa 10 pasien.
"Enam pasien dirawat di RSUD Haulussy, satu di RS Al fatah, dua di Rumas Sakit Dr Latumeten dan satu di RS Sumber Hidup," demikian Wendy Pelupessy.
Posko kesehatan Ambon layani 2.565 pasien korban gempa magniduto 6,8
Rabu, 2 Oktober 2019 20:51 WIB