Ambon (ANTARA) - Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) virus corona baru atau COVID-19 di Maluku meningkat dari 76 orang pada Selasa (24/3) kini menjadi 96 orang dengan penyebarannya di delapan dari 11 kabupaten/kota.
Ketua Gugus Tugas Pencepatan Penanganan COVID-19 Maluku Kasrul Selang dikonfirmasi di Ambon Rabu mengatakan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) tercatat memiliki ODP terbanyak yakni 26 orang, disusul Kota Ambon 23 orang dan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) 16 orang.
Sedangkan, Kabupaten Buru 14 orang serta Kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Tengah masing - masing enam orang, Kota Tual empat orang dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) satu orang.
Kabupaten Buru Selatan, Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya (MBD) belum ada.
Kasrul yang Sekda Maluku itu mengakui, pasien dalam pengawasan (PDP) juga meningkat menjadi empat orang dari sebelumnya tiga orang.
"Pasien terkonfirmasi positif tertular COVID -19 satu orang yang sedang menjalani isolasi di RSUD dr M Haulussy Ambon bersama empat PDP," ujarnya.
Menurut Kasrul, meningkatnya ODP itu dipengaruhi warga Maluku yang bepergian dan setelah kembali ke daerah masing-masing berdasarkan alat pengukur suhu tubuh maupun pengawasan petugas Puskesmas yang intensif melakukan tugasnya.
"Jadi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di masing-masing kabupaten/kota di Maluku diefektifkan kerjanya dengan Pemkab/Pemkot telah siap dengan ruangan isolasi dan siap melakukan observasi dengan dukungan peralatan maupun alat pelindung diri (ADP)," katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, kata Kasrul, telah berkoordinasi dengan Kementerian yang memiliki balai diklat di Maluku, terutama Kota Ambon untuk dimanfaatkan bagi karantina orang luar daerah ini.
"Kita untuk awalnya telah menyiapkan 1.000 tempat tidur di Balai Diklat dan asrama haji mengkarantina warga luar daerah yang tiba di Ambon. Mereka wajib dikarantina selama 14 hari," ujarnya.
Pemprov Maluku juga telah memesan 1.000 alat untuk melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test virus corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 di daerah tersebut.
"Kita sudah pesan 1.000 alat rapid test yang akan digunakan untuk mendeteksi penyakit COVID-19, tetapi belum datang alatnya. Mudah-mudahan dalam sehari dua sudah ada sehingga dapat dilakukan tes cepat," kata Kasrul.
Sedangkan menyangkut APD yang dibutuhkan untuk dokter dan para medis yang menangani para pasien terduga COVID-19, sudah memesan untuk menambah persediaan yang ada.
"Kita sudah memesan sekitar 500 buah, tetapi yang baru tiba 30 buah, sisanya dalam waktu dekat sudah dikirimkan, sehingga menjamin keamanan dan kesehatan para dokter dan tenaga medis yang menangani pasien terduga COVID-19," tandas Kasrul.
Jumlah ODP COVID-19 di Maluku meningkat
Rabu, 25 Maret 2020 18:29 WIB