Ambon (ANTARA) - Kegiatan penelitian dan pengembangan arkeologi di provinsi Maluku dan Maluku Utara(Malut) pada 2020 terkendala pandemi COVID-19.
"Kegiatan penelitian arkeologi tertunda karena semua kegiatan mulai dilaksanakan Maret 2020 terkendala pandemi COVID-19, " kata Kepala Balai Arkeologi Maluku, Bambang Sugiyanto, Kamis.
Dikatakannya, kegiatan di tahun 2020 meliputi tujuh kegiatan penelitian, dua kegiatan Rumah Peradaban, dua tinjauan kasus, sembilan kegiatan sosialisasi dan dua kegiatan pameran.
Semua kegiatan mulai dilaksanakan di Maret 2020, yaitu tinjauan kasus di Pulau Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar; dan di Kabupaten Maluku Tengah telah dilaksanakan.
Kegiatan sosialisasi arkeologi telah dilaksanakan di Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon.
Selain itu masih ada delapan kegiatan sosialisasi bagi Masyarakat, kampus, dan SMA.
Dijelaskannya, kegiatan penelitian baru dimulai, yaitu penelitian mitigasi bencana berdasarkan data arkeologi di Seram, Haruku, dan Saparua.
"Kegiatan penelitian ini baru dimulai tetapi harus dipending karena wabah virus corona, " ujarnya.
Sedangkan kegiatan pameran direncanakan dilaksanakan dua kali, dalam rangka peringatan Hari pendidikan Nasional 2 Mei 2020.
Kegiatan ini dilakukan secara bersama dengan UPT Kemdikbud lainnya, dan satu pameran lokal lainnya ditunda karena tidak boleh lagi mengumpulkan massa, seperti yang diinginkan dalam kegiatan pameran.
"Secara umum kita telah berkoordinasi dengan pusat, terkait kelanjutan program tersebut, " tandas Bambang.
Penelitian arkeologi Maluku dan Malut terkendala COVID-19
Kamis, 9 April 2020 12:06 WIB