Ambon (ANTARA) - Gugus Tugas Tugas Percepatan penanganan (GTPP) Covid-19 Maluku, menyatakan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di provinsi tersebut, khususnya Kota Ambon, terus bertambah dan mencapai 116 kasus.
"Sampai tadi siang pukul 14.00 WIT itu ada tambahan dua pasien yang terinveksi dan sudah terdata di tim GTPP Maluku menjadi 109 kasus. Tetapi pada pukul 18.00 WIT bertambah lagi tujuh kasus baru. Jadi totalnya sekarang 116 kasus," kata Ketua GTPP Maluku, Murad Ismail, di Ambon, Senin.
Murad yang juga Gubernur Maluku mengakui, Kota Ambon sebagai ibukota provinsi saat ini berada pada zona merah atau rawan penyebaran pandemi COVID-19.
"Penyebaran pandemi ini sangat cepat karena masih banyak warga di Ambon yang acuh dan tidak mengindahkan imbauan serta protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Sedangkan Ketua Harian GTPP Maluku, Kasrul Selang secara terpisah menyatakan, dua penderita COVID-19 yang sudah terdata yakni kasus 109 berisian YP (27) perempuan dan kasus 109 yakni IB laki-laki.
"Kedua penderita saat ini sementara menjalani isolasi dan penanganan medis di RS Bhayangkara. Saya belum bisa pastikan keduanya warga sipil atau anggota Polri," katanya.
Sedangkan menyangkut tujuh kasus baru, Kasrul yang juga Sekda Maluku, menyatakan pihaknya belum menerima data resmi dan kodefikasi dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas II Ambon.
"BTKL baru umumkan hasil swap yang keluar tujuh orang positif, tetapi identitas dan kodefikasinya baru akan diserahkan kemudian. Datanya akan disampaikan kepada media besok," tandasnya.
Kasrul menambahkan, dari 116 kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19, 21 orang dinyatakan sembuh dan enam orang meninggal, sedangkan sisanya 89 orang masih menjalani isolasi dan perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Ambon dan daerah lainnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan tercatat 82 penderita berada di Kota Ambon, sedangkan lima lainnya di Kabupaten Buru dan dua di kabupaten Maluku Tengah.
Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat 33 orang dan 52 orang bertatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).