KMP Tanjung Kuako Perkuat Pelayaran Galala-Namlea
Senin, 7 Juni 2010 15:35 WIB
Kapal Motor Pelayaran (KMP) Tanjung Kuako hari ini resmi dioperasikan untuk memperkuat layanan trayekl pelayaran Galala, Sirimau, Ambon - Namlea, Kabupaten Buru.
Kadis Perhubungan Maluku, Benny Gaspersz, di sela-sela acara peresmian pengoperasian KMP Tanjung Kuako oleh Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, di Ambon, Senin, menyatakan penempatan armada itu mempertimbangkan aspek komersial jumlah penumpang, juga kendaraan mobil atau motor.
"Buru adalah lumbung pangan masa depan Maluku yang juga merupakan daerah penempatan transmigran asal Pulau Jawa. Karena itu armada penyeberangan perlu diperkuat untuk mendukung kelancaran transportasi produksi para petani setempat," ujarnya.
Gasperz berharap, kehadiran KMP Tanjung Koako akan juga memperkuat pelayanan penyeberangan di wilayah kerja PT.Feri Indonesia Cabang Ambon.
Kapal tersebut, katanya, sewaktu-waktu bisa diperbantukan untuk melayani trayek Hunimua, Desa Liang, Pulau Ambon - Waipirit, Pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat.
"Kalau terjadi lonjakan penumpang, kapal ini bisa dioperasikan untuk membantu armada yang sudah ada," katanya.
KMP Tanjung Kuako dibangun dengan dana APBN senilai Rp 22,34 miliar, berkapasitas 214 penumpang terdiri dari VIP 40 penumpang Ekonomi 149 penumpang, kendaraan 12 truk, sembilan mobil sedan, dan dilengkapi ABK sebanyak 18 orang.
April lalu, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono juga meresmikan KMP Teluk Ambon untuk melayari trayek Galala, Kecamatan Sirimau - Poka, Kecamatan Teluk Ambon.
Kepala PT. Feri Indonesia Cabang Ambon, Semmy Samallo menyambut baik pengoperasian KMP Tanjung Kuako.
Ia mengatakan, KMP sangat dibutuhkan masyarakat di Maluku yang 92,4 persen wilayahnya (851.000 KM2) adalah laut dengan 1.340 pulau.
Samallo mengakui sejumlah trayek penyeberangan di wilayah kerjanya hanya dilayani masing-masing satu unit KMP. Akibatnya, masyarakat sering mengeluh terutama saat perayaan hari besar keagamaan karena kegiatan mudik maupun pengangkutan bahan pokok meningkat.
"Kami sering didemo karena pengguna jasa KMP mendesak harus berlayar dengan penumpang maupun barang melebihi kapasitas angkut, sehingga menempuh kebijakan menambah jadwal pelayaran di trayek tertentu seperti Hunimua, pulau Ambon - Waipirit, Pulau Seram," katanya.
Trans Maluku
Gubernur Ralahalu pada kesempatan itu menilai pengoperasian KMP Tanjung Kuoka merupakan bagian dari strategi membangun Trans Maluku.
"Pengoperasian KMP akan menjawab ketersediaan sarana-prasarana transportasi antarpulau sehingga ikut berdampak bagi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Maluku," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan sarana-prasarana perhubungan tidak semata-mata untuk kepentingan mobilisasi demografis, tetapi memiliki target mobiliasi sosial dan pembangunan secara merata dan menjangkau setiap wilayah dan setiap komunitas.
Gubernur mengatakan pembangunan sektor perhubungan laut dan penyeberangan sudah saatnya dijadikan bagian dari proses pertumbuhan daerah.
Artinya daerah-daerah pusat pengembangan, baik di sektor ekonomi, sektor pendidikan atau transportasi ke daerah pusat industri dan daerah wisata harus terus digalakkan dan diefektifkan dalam satu kesatuan.
"Pemprov Maluku saat ini telah memiliki dua armada penyeberangan yakni KMP Ferry Teluk Ambon dan KMP Ferry Tanjung Kuako. Kedua KMP ini akan menjadi armada andalan dalam menjawab visi Membangun Maluku yang sejahtera, rukun dan berkualitas," demikian Gubernur.