Ambon (ANTARA) - Satuan Kerjasama Khusus (SKK) Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sampai sekarang masih terus memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi COVID-19, sejak penyakit akibat virus yang disebut 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCov ini mewabah di Indonesia mulai awal Maret 2020.
Penyakit dengan gejala utama demam tinggi dan sesak nafas ini sendiri muncul pertama kali di Wuhan, China pada akhir 2019 dan secara cepat menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan gangguan kesehatan dan bahkan terbukti mematikan bagi orang dengan penyakit akut lain seperti asma, paru-paru, ginjal, jantung, kanker, tetapi juga perekonomian. Banyak perusahaan terpaksa tutup atau bertahan dengan waktu operasional terbatas, karena adanya kebijakan pemerintah membatasi pergerakan masyarakat dan tempat usaha demi mencegah meluasnya penularan virus corona. Akibatnya, banyak terjadi PHK.
Selain pekerja formal yang tiba-tiba harus kehilangan pekerjaan, mereka yang bergerak di bidang informal, sebut saja sopir angkutan, tukang becak, ojek, pedagang kecil, dan sebagainya pun kehilangan pencaharian.
Berangkat dari kenyataan yang ada, SKK Migas dan para KKKS tidak tinggal diam dan berpangku tangan.
Dalam koordinasi SKK Migas, berbagai raksasa perusahaan industri hulu migas pun turun tangan untuk memberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 ini.
“APD hingga sembako”
Di Papua, Papua Barat dan Maluku, SKK Migas wilayah kerja tiga provinsi tersebut, yang biasa disebut Pamalu, juga gencar memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan. Bantuan yang diberikan antara lain berupa Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, face shield, sarung tangan, dan penyuluhan serta sosialisasi tentang virus corona penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya.
Selain itu, juga dalam program Jaring Pengaman Sosial (JPS) berupa pembagian sembako dan vitamin penambah kekebalan tubuh (imun).
Baru-baru ini, tepatnya pada 17 Oktober 2020, SKK Migas Pamalu bersama KKKS dan Komisi VII DPR RI memberikan bantuan JPS di Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Penyerahan bantuan JPS dalam bentuk bahan bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga yang terdiri dari beras, mie instan, gula pasir, teh kemasan, kopi kemasan, minyak goreng dan detergen pembersih diserahkan kepada tiga yayasan kemanusiaan, yakni Panti Asuhan Izinmo, Yayasan Honai Papua dan Yayasan Generasi Anak Papua.
Yayasan-yayasan yang kerap mendukung dan menjaga tradisi komunal masyarakat Wamena itu mendapat perhatian anggota komisi VII DPR RI yang kerap melakukan kunjungan kerja di Papua.
Melalui tatap layar (virtual meeting), Kepala Perwakilan SKK Migas Papua dan Maluku, Rinto Pudyantoro, dalam kesempatan itu menyerahkan bantuan JPS secara simbolis kepada anggota Komisi VII DPR RI Ibu Ina Elisabeth Kobak, S.T.,M.T, bersama staf ahlinya, Bpk. Gabriel Antonius Jogo.
Rinto mengungkapkan bahwa bentuk sinergi bersama dalam konteks bantuan COVID-19 itu dilakukan karena lembaga seperti SKK Migas dan Komisi VII DPR RI memiliki tanggung jawab yang sama untuk turut serta membantu dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, terutama di daerah Papua dan Maluku.
Ina Elisabeth Kobak dalam kesempatan itu menyatakan SKK Migas sebagai lembaga Negara berusaha konsisten dalam berupaya untuk hadir bersama masyarakat. Dukungan seperti ini merupakan langkah baik dari SKK Migas dalam kegiatan hulu migas di wilayah Papua dan Maluku, utamanya pada masa pandemi COVID-19, yang bersama dengan komisi VII DPR RI melakukan solidaritas untuk masyarakat yang membutuhkan.
“Ketahanan pangan”
Selain pemberian APD dan sembako, SKK Migas Pamalu juga mendorong masyarakat untuk membangun ketahanan pangan yang sangat penting artinya bagi keberlanjutan hidup di tengah pandemi COVID-19.
Bersama KKKS Maluku, SKK Migas Pamalu memanfaatkan momentum Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2020 untuk menggelar penyuluhan dan pencanangan wanatani (agroforestry) di Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar, provinsi Maluku.
Digelar di lokasi SMP Negeri 5 Desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, kegiatan melibatkan pelajar dan masyarakat setempat itu terselenggara berkat kerjasama SKK Migas Pamalu dengan KKKS Inpex Masela Ltd., Citic Seram Ltd., Kalrez Petroleum Ltd., Balam Energy Ltd. Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan KKT, Didimus Ranolat, Perwakilan Kepala Desa Bomaki, Ampy Masombe dan Kepala SMPN 5 Tanimbar Selatan, Martha Atjas.
Menurut Galih Agusetiawan, Kepala Departemen Humas Perwakilan SKK Migas Pamalu, pencanangan pengembangan potensi wanatani (agroforestry) untuk mendukung kelestarian ekologi dan ketahanan pangan itu digelar secara serentak di Papua dan Maluku, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19. Kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian industri hulu migas pada pelestarian lingkungan, yang tidak akan berhenti pada pencanangan saja.
“Hingga akhir 2020 akan terus dilakukan upaya penyemaian hingga 5.000 bibit tanaman" katanya.
Adapun tanaman yang disemai terdiri dari bibit Jeruk Selwasa, Cocoa, Alpukat, Nangka, Lemon Cina, Papaya California, Mahoni, Trambesi dan Glodokan Tiang, yang difasilitasi oleh SKK Migas - KKKS wilayah Maluku.
Galih, yang juga memiliki latar belakang enviromentalis dan praktisi ilmu kebumian, menegaskan, penyemaian tanaman agroforesty adalah untuk menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat pada masa depan. Konsep proses benih hingga menjadi bibit (penyemaian) dan nantinya dilanjutkan pada proses penanaman sangat serupa dengan siklus konsep kegiatan eksplorasi pada kegiatan migas, karena keberhasilan proses eksplorasi/penyemaian yang dilakukan secara baik, baru akan diterima manfaatnya oleh generasi selanjutnya di masa depan.
“Karena itu, upaya tersebut harus terus dilakukan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik," katanya.
“Tenaga medis dan jurnalis”
Giat berbagi di tengah pandemi COVID -19 juga ditujukan untuk membantu tenaga medis dan jurnalis (wartawan) yang menjadi garda terdepan upaya mengatasi penyebaran virus corona.
Melalui program Komunikasi Bersama dan Jaring Pengaman Sosial, SKK Migas Pamalu bersama KKKS Inpex Masela Ltd., BP Indonesia, Petrogas Basin Ltd. Pertamina EP Aset 4, dan Genting Oil Kasuari Ltd., memberikan bantuan APD dan sembako kepada kelompok garda terdepan dan paling berisiko tertular virus corona baru di Kota Ambon.
Menurut Galih Agusetiawan, industri hulu migas melalui kegiatan itu ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pekerja medis yang selalu siap siaga melayani pasien COVID-19, begitupun para jurnalis yang secara profesional dalam pemberitaan turut mengawal dan menjaga agar penyebaran COVID-19 tidak terus meluas di masyarakat.
Paket bantuan juga diberikan kepada warga masyarakat di Kota Ambon yang terdampak pandemi COVID-19, terutama anak yatim dan para janda di panti asuhan dan instansi sosial lainnya.
Program Komunikasi dan Jaring Pengaman Sosial di Kota Ambon juga memberikan informasi perihal pentingnya kelancaran operasional hulu migas agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok sumber energi bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19, dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh masyarakat dari industri yang merupakan penyumbang terbesar pendapatan Negara itu.
Adapun keuntungan yang diberikan kepada daerah ada 12 jenis, tujuh di antaranya berupa dampak langsung dan lima dampak tidak langsung.
Dampak langsung yang dirasakan daerah yakni tanggung jawab sosial (TJS/CSR) industri hulu migas, dana bagi hasil (DBH) migas, participating interest (PI) 10 persen, pajak dan retribusi daerah, PBB migas serta tenaga kerja lokal.
Sedangkan lima dampak tidak langsung yakni bisnis penyedia barang dan jasa lokal, BUMD dan badan usaha (BU) lokal, penggunaan fasilitas penunjang operasi oleh masyarakat, pasokan minyak bumi untuk BBM, pasokan gas untuk bahan bakar kelistrikan di daerah serta industri turunannya.
Sampai saat ini, pandemi COVID -19 belum bisa diatasi. Pemberian vaksin kepada ribuan sukarelawan oleh Kementerian BUMN, kendati tidak menimbulkan reaksi negatif, tetapi adanya penangkal maupun obat mujarab belum dapat dipastikan.
Karena itu, masyarakat tentu berharap kegiatan berbagi kasih untuk sesama yang dilancarkan SKK Migas bersama KKKS di wilayah kerja Papua, Papua Barat dan Maluku terus berkelanjutan hingga penyakit influenza baru ini dapat ditaklukkan sepenuhnya.