Ternate (ANTARA) - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda kota Manado dan sekitarnya berdampak pada harga cabai di pasar rakyat Desa Fidi Jaya Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara (Malut) alami kenaikan.
"Untuk harga cabai jenis kribo yang awalnya Rp35 ribu per kg, kini naik menjadi Rp50 ribu per kg, rica nona saat normal Rp65 ribu per kg, kini tembus Rp100 ribu per kg, harga tomat Rp12 ribu per kg, saat ini naik menjadi Rp20 ribu per kg," kata salah seorang pedagang pasar rakyat Fidi Jaya, Ismail Kamal dihubungi dari Ternate, Rabu.
Menurut dia, untuk harga cabai biasanya dipasok dari Manado Sulawesi Utara, namun, saat ini Manado terjadi banjir dan tanah longsor sehingga tidak ada pasokan lagi.
"Saat ini pasokan dari Manado tidak masuk. Ini karena Manado lagi dilanda banjir dan tanah longsor," katanya.
Menurut dia, saat ini cabai dipasok dari Makassar Sulawesi Selatan dan harga cabai ini naik karena lokasi pasokannya jauh dan itu karena biasanya dipasok dari Manado dan sekarang cabai ini diambil dari Makassar, sehingga butuh transportasi yang cukup besar.
Harga tomat juga tidak kalah pentingnya, karena tomat ini didatangkan dari daerah Subaim, Pulau Halmahera dan harga tomat alami kenaikan, karena pasokannya menurun.
Sementara itu, salah seorang pengusaha rumah makan, Hadjijah mengakui, meskipun harga harga cabai naik, namun harus membeli komoditi cabai maupun tomat dengan harga mahal, meskipun pengaruhi pendapatannya.
Banjir di Manado pengaruhi harga cabai di Malut
Rabu, 27 Januari 2021 12:23 WIB