Ia mengatakan banyak pelajaran yang bisa didapat dalam persaingannya dengan atlet kelas dunia seperti Elaine Thompson-Herah dari Jamaika yang finis di posisi terdepan heat 2 babak pertama dengan catatan waktu 10,82 detik.
Selain itu ada pula wakil Swiss Mujinga Kambunjdi yang finis di urutan dengan waktu 10,95 detik dan sprinter asal Jerman Tatjana Pinto di posisi ketiga dengan 11,16 detik.
Baca juga: Ginting singkirkan peringkat tiga, melaju semifinal Olimpiade Tokyo
Alvin sendiri harus puas berada di posisi terakhir atau kedelapan dengan catatan waktu 11,92 detik. "Yang pasti senang sekali bisa bertemu langsung dengan Elaine Thompson. Dan, jadi pengalaman berharga buat saya agar ke depan saya bisa tampil lebih baik," kata Alvin dalam siaran resmi NOC Indonesia, Jumat.
"Saya bisa melihat cara dia pemanasan, caranya keluar dari starting block, dan bagaimana dia menenangkan diri. Dia juga ramah dan membalas saat saya menyapa,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Alvin juga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan hasil terbaik.
Baca juga: Cantiknya perenang Schoenmaker peraih emas & pemecah rekor Olimpiade Tokyo
"Kepada masyarakat Indonesia yang selama ini telah mendoakan dan mendukung saya, saya minta maaf karena saya belum bisa memberikan yang terbaik. Semoga ke depannya, saya bisa tampil lebih baik lagi," ujar Alvin.
Saat berlomba, Alvin sebenarnya mengawali start dengan baik dan mampu mengimbangi hingga 30 meter pertama. Namun setelah itu, ia mulai tertinggal hingga akhirnya finis di posisi terakhir.
Alvin mengatakan minimnya kompetisi saat pandemi cukup berpengaruh pada performanya.
"Saya masih belum fokus. Masih memikirkan yang lain. Selain itu, selama pandemi tidak ada perlombaan sehingga agak kaget karena tidak ada pengalaman berlomba," kata Alvin.
Sebelumnya, atlet kelahiran Ambon ini tidak pernah membayangkan bisa tampil di Olimpiade, apalagi di nomor sprint. Sebab, selama ini nomor spesialisasinya adalah 400 meter gawang.
Baca juga: Pakai dress hingga hijab, pebulutangkis putri bebas berpakaian di Olimpiade
Tapi, kemenangan di nomor 100 meter dalam Kejuaraan Atletik Nasional 2019 saat mencatatkan waktu terbaik 11,64 detik, mengubah kariernya. Dia pun mulai fokus di nomor sprint 100 meter dan 200 meter.
“Saya tidak terbayang bisa tampil di Olimpiade. Banyak atlet yang ingin tampil di Olimpiade. Awalnya saya hanya ingin mengharumkan nama Indonesia saja, tapi tidak terpikir bisa sampai Olimpiade," katanya.
"Saya bersyukur bisa tampil perdana di Olimpiade dan berkompetisi melawan pelari-pelari top dunia," tutup perempyan yang berkarier di TNI Angkatan Darat ini.
Baca juga: Lillard pimpin AS kembali ke jalur kemenangan vs Iran 120-66