Ambon (ANTARA) - Bank Sampah Bumi Lestari (BSBL) Negeri Laha, Kota Ambon memanfaatkan sampah rumah tangga atau limbah dapur menjadi eco enzyme.
"Sampah dapur ternyata tidak hanya sampah. Sampah ini memiliki manfaat apabila diolah kembali menjadi hal lain, selain dijadikan pupuk, sampah dapur juga bisa dijadikan eco-enzyme," katanya, pembina Bank Sampah Bumi Lestari (BSBL) Negeri Laha, Listiyah, Kamis.
Ia mengatakan, eco-enzyme adalah cairan hasil fermentasi antara limbah dapur, seperti kulit buah atau sayur-sayuran dengan air dan gula.
Proses fermentasi ini memanfaatkan enzim dari sampah dapur agar dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.
"Hasil fermentasi eco-enzyme ini dapat digunakan untuk pembersih serbaguna, pembasmi hama, memberikan nutrisi pada tanah, hingga lingkungan sekitar," katanya.
Eco-enzyme katanya, dapat memberikan dampak luas bagi lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi, serta dapat mengurangi dampak limbah makanan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
"Eco-enzyme memang belum dikenal banyak, karena itu kita berupaya mensosialisasikan ke masyarakat, guna mengurangi sampah diangkut ke TPA dan multifungsi untuk sarana kehidupan lebih berkualitas," katanya.
Pemanfaatan sampah rumah tangga pihaknya mendapat dukungan pelatihan dan pendampingan dari PT Pertamina DPPU Pattimura sebagai penerima manfaat program CSR Pertamina sejak 2019.
Pelatihan ini bertujuan agar peserta tidak lagi membuang sampah organik, melainkan mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai terutama dalam mendukung kebutuhan rumah tangga.
"Pendekatan dimulai sekitar lingkungan kerja, membantu masyarakat sekitar untuk bisa menjalankan program yang mereka tekuni, kita bantu untuk pengembangannya," katanya.
Melalui pendampingan diharapkan pengetahuan peserta dapat meningkat dan dapat dimanfaatkan secara mandiri demi kelangsungan hidup sehari-hari di masa mendatang.
Baca juga: BRIN temukan 27 spesies baru dalam Ekspedisi SJADES, begini penjelasannya