Ambon (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menutup rumah sakit lapangan karena anggaran terbatas sekaligus mengurangi beban yang dikeluarkan membayar biaya sewa.
"Idealnya memang rumah sakit lapangan tidak ditutup, tetapi hal ini memberatkan bagi kita karena terus membayar sewa, sementara tidak ada lagi pasien yang dirawat," kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, di Ambon, Jumat..
Pemkot Ambon sejak September 2021 telah menutup empat rumah sakit lapangan yakni Hotel Wijaya, Everbright, Garuda inn dan LPMP seiring meningkatnya angka kesembuhan pasien COVID-19.
Pihaknya kata Richard, telah membuat komitmen dengan hotel dan penginapan. Jika perkembangan terakhir kasus COVID-19 mengalami kenaikan, paling tidak komitmen yang telah dijalin akan dibuka lagi rumah sakit lapangan.
"Tetapi kita berdoa semoga tidak ada lagi kasus, situasi semakin membaik agar seluruh kegiatan bisa terlaksana dengan normal," ujarnya.
Ia mengakui, penutupan seluruh rumah sakit lapangan memberikan indikasi kuat bahwa perkembangan kasus COVID-19 di Ambon semakin terkendali dan menurun jauh.
Penurunan kasus terlihat dari tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Ambon, tingkat terkonfirmasi pasien sebanyak 8.854 orang, sembuh 8.651 orang, dirawat 39 orang dan meninggal dunia sebanyak 164 orang.
Kota Ambon saat ini masuk dalam zona kuning atau risiko rendah pada peta risiko penyebaran COVID-19 di Provinsi Maluku, setelah sebelumnya berada di zona oranye (risiko sedang).
Richard mengingatkan, walaupun Ambon sudah masuk zona kuning, penerapan protokol kesehatan tetap harus menjadi komitmen, disertai pelaksanaan vaksinasi.
"Mari kita tetap menerapkan protokol kesehatan 5M, sambil mengikuti vaksinasi guna mencapai kekebalan kelompok," ujarnya.
Pemkot Ambon tutup rumah sakit lapangan karena anggaran terbatas, intensifkan Prokes dan vaksinasi
Jumat, 15 Oktober 2021 13:57 WIB