Jakarta (ANTARA) - Pejabat pemerintah negara bagian Victoria menegaskan bahwa kebijakan vaksin COVID-19 pada Australian Open bukan untuk "memeras" Novak Djokovic.
Penyelenggara Grand Slam menekankan bahwa semua petenis harus divaksin sebelum ambil bagian dalam turnamen, yang menuai kritik dari ayah petenis nomor satu dunia Djokovic.
"Di bawah pemerasan dan kondisi ini, (Djokovic) mungkin tidak akan (bermain)," kata Srdjan Djokovic, dikutip dari Reuters.
Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula mengatakan kebijakan vaksin berlaku untuk semua atlet di negara bagian Australia selatan, yang menjadi tuan rumah Australian Open di Melbourne.
"Jika Anda seorang pemain tenis internasional yang berkunjung, atau olahragawan tamu dalam bentuk apa pun, ini tentang tanggung jawab Anda kepada komunitas tempat Anda berkunjung," kata Pakula kepada media Australia, dikutip dari Reuters, Rabu.
"Dan itulah mengapa kami meminta para bintang tenis internasional itu untuk mengikuti persyaratan yang sama seperti yang berlaku di Victoria."
"Ini bukan tentang pemerasan, ini tentang memastikan komunitas Victoria terlindungi."
"Saya ingin menjelaskan bahwa saya sangat berharap Novak Djokovic mendapatkan vaksinasi dan bermain di Australian Open."
"Tetapi jika dia memilih untuk tidak melakukannya, itu masalah baginya."
Djokovic telah memenangi sembilan gelar juara di Melbourne Park, termasuk turnamen tahun ini, dan berbagi rekor 20 Grand Slam putra dengan Roger Federer dan Rafa Nadal.
Djokovic menolak untuk mengungkapkan status vaksinasi, mengatakan hal itu adalah pilihan pribadi.
Baca juga: Djokovic puji Federer sangat penting bagi olahraga tenis
Baca juga: Medvedev tekuk Zverev, kembali jumpa Djokovic di final Pars Masters
Pejabat Australia sebut kebijakan vaksin bukan untuk memeras Djokovic di Australia Open
Rabu, 1 Desember 2021 16:36 WIB