Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia akan menghentikan ekspor bahan mentah produk pertambangan secara bertahap mulai dari bahan mentah bauksit pada 2022.
"Saya kira keuntungan kita menyetop ekspor bahan mentah nikel itu manfaatnya bisa lari ke mana-mana. Oleh sebab itu, nanti tahun depan akan kita lanjutkan untuk stop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah," kata Presiden Jokowi di pabrik smelter nikel, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, sebagaimana disiarkan Youtube Sekretariat Presiden.
Adapun, larangan ekspor bahan mentah bijih nikel sudah diberlakukan pemerintah sejak Januari 2020.
Baca juga: Presiden Jokowi cerita soal penolakan Indonesia ekspor bahan mentah di G20
Presiden mengatakan saat ini upaya hilirisasi terus berjalan dan akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia. Dengan hilirisasi industri, masyarakat akan mendapat lapangan pekerjaan, dan negara akan memperoleh peningkatan penerimaan pajak, serta devisa.
"Seperti di sini, 27 ribu tenaga kerja yang bisa direkrut oleh perusahaan. Belum income (pendapatan) untuk negara, pajak. Belum terciptanya lapangan-lapangan usaha baru di kanan-kiri. Ini yang mengirim misalnya nickel ore (bijih nikel) ini dari perusahaan-perusahaan di dalam negeri," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Wisma Bharuna yang mendirikan pabrik smelter nikel di Konawe, mengatakan saat ini di Indonesia sudah muncul beragam produk turunan dari baja tahan karat (stainless steel), yang akan digunakan untuk memproduksi panci, sendok, dan sebagainya.
Stainless steel merupakan produk hasil pengolahan dari bijih nikel.
Wisma berharap dengan adanya hilirisasi, semua produk bisa didapatkan di dalam negeri, dan akan terjadi alih teknologi, sehingga bisa memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi rakyat.
Baca juga: Disnakertrans Tikep: pengawasan manajemen PT IWIP minim, bisa picu kecelakaan kerja
"Segala macam itu harus dari sini semua sehingga sudah tidak lagi ke luar negeri, semuanya dipakai untuk kita, barangnya barang kita, kemudian nanti untuk menyejahterakan semuanya. Nanti ada alih teknologinya, metalurginya, anak-anak lebih pintar, semua lapangan pekerjaan ya semua Indonesia kaya, semua ada di sini," ujarnya.
Dalam peresmian pabrik smelter nikel di Konawe, Presiden juga melihat langsung proses pengolahan nikel, termasuk area penumpukan bahan mentah bijih nikel (nickel ore stockpile).
Baca juga: Menko Luhut resmikan operasi pengolahan nikel di Pulau Obi Halmahera Selatan