Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada masyarakat penerima bantuan sosial (bansos) di Pasar Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, agar menggunakan bantuan tersebut untuk tambahan modal usaha, bukan untuk membeli barang lainnya seperti telepon genggam (HP).
"Ini untuk apa ibu-ibu? Untuk tambahan modal usaha. Ingat jangan untuk beli HP," kata Presiden Jokowi di sela memberikan bantuan, Rabu, sebagaimana keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
"Nggak, Pak," jawab ibu-ibu yang menerima bantuan tersebut.
Bantuan yang diserahkan Presiden, antara lain, Bantuan Modal Kerja (BMK) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng kepada para peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain membagikan BMK dan BLT Minyak Goreng, Presiden juga memberikan bantuan serupa untuk para pedagang kaki lima dan para pedagang pasar.
Baca juga: Korban konflik Haruku Maluku dapat bansos dari alumni bintara SPN
Sejumlah pedagang yang menerima bantuan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Presiden. Mereka mengaku akan memanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Buat nambah modal. Terima kasih banyak bantuannya, semoga sehat selalu Pak Jokowi," ujar seorang pedagang bernama Masinah.
Hal senada juga diungkapkan Maemunah, seorang pedagang gorengan. Ia mengaku sangat senang berjumpa dengan Presiden Jokowi. Ia pun mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan.
"Seumur-umur baru lihat Pak Presiden (secara langsung). Saking senangnya, semalam nggak bisa tidur sama sekali," ujar Maemunah.
Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan di Pasar Harjamukti yaitu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, Sekretaris Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Robben Rico, dan Kepala Pasar Harjamukti Suwira.
Baca juga: Komunitas Alifuru asal Sorong salurkan Bansos ke pengungsi Kariu, wujud kepedulian sosial
Baca juga: Pangdam Pattimura kembali salurkan Bansos untuk pengungsi di Haruku, perlu selesaikan akar masalah