Ambon (ANTARA) - Kepolisian Daerah Maluku melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) berhasil mengungkap penyelundupan bahan tambang ilegal dan berbahaya jenis merkuri seberat kurang lebih 3,1 ton atau 3.100 kilogram.
"Kasus ini diungkap setelah tim Subdit IV Tipidter menerima informasi dari masyarakat," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. M. Roem Ohoirat di Maluku, Selasa.
Bahan kimia logam berbahaya ini diamankan tim penyidik dalam sebuah mobil dump truck DE 8169 MU yang melintas di depan Gedung Nunusaku Center, Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), sejak Senin (23/5) sekitar pukul 00.30 WIT.
Selain mengamankan ribuan kilogram merkuri, penyidik juga menjerat tiga orang tersangka yaitu Agus Pardila (22), sopir truk yang berdomisili di Dusun Air Pesy, Kecamatan Piru, SBB, Dani Herawan (23), dan pemilik barang Rosi Wikarno alias Mas Idi (36), warga Dusun Wael, Piru.
Ketiganya kini telah dijebloskan ke dalam rumah tahanan Polda Maluku setelah disangkakan melanggar Pasal 161 Undang-undang (UU) RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batu bara sebagaimana diubah dalam UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja junto Pasal 55 ayat (1) ke 1e KUHP.
Baca juga: Polda Maluku limpahkan satu pengusaha tambang emas ilegal ke jaksa
Roem mengaku motif yang dilakukan para tersangka adalah mencari keuntungan dan memperkaya diri sendiri. Caranya dengan melakukan atau turut serta melakukan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, serta penjualan material logam jenis merkuri tanpa izin.
Juru bicara Polda Maluku itu menyebutkan penyelundupan merkuri terungkap berawal saat tim penyidik mendapat informasi tentang pengangkutan bahan kimia berbahaya ini sejumlah 2 ton (2.000 kg).
"Sesaat kemudian melintas 1 unit mobil dump truck di depan Gedung Nunusaku Center. Tim segera memberhentikannya dan memeriksa identitas pengemudi dan rekannya," kata Rum.
Baca juga: Polda Maluku ringkus satu pengusaha PETI di Gunung Botak, Presiden Jokowi instruksi tutup
Setelah memeriksa identitas kedua tersangka awal yakni Agus dan Dani, tim kemudian melakukan penggeledahan bak mobil. Hasilnya, ditemukan 109 jeriken berukuran 5 liter berisi merkuri.
"Ketika tim menanyakan, kedua tersangka membenarkan bahwa mereka diperintahkan oleh Mas Idi untuk mengantar ke rumahnya selaku pemilik dari 109 jeriken berisikan merkuri tersebut," ujarnya.
Kedua tersangka lalu diamankan bersama truk berisi merkuri ke Markas Polres SBB, selanjutnya dibawa ke kantor Ditreskrimsus Polda Maluku di Kota Ambon.
"Dari hasil pemeriksaan, kedua tersangka mengaku turut serta melakukan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, serta penjualan material logam jenis merkuri tanpa izin tersebut," jelasnya.
Baca juga: Polda Maluku ringkus satu pengusaha PETI di Gunung Botak
Berhasil mengamankan kedua tersangka, tim penyidik Subdit IV Ditreskrimsus Polda Maluku kembali bergerak menyelidiki Rosi Wikarno alias Mas Idi sebagai pemilik merkuri. Ia kemudian ditangkap di kediamannya.
Setelah diamankan dan dilakukan pemeriksaan, Mas Idi kemudian mengeluarkan sebanyak 15 jeriken berukuran 5 liter berisi merkuri dari dalam kamar anaknya.
"Total merkuri yang diamankan tim penyidik Subdit IV Ditreskrimsus Polda Maluku kurang lebih 3.100 kg merkuri," katanya.
Berdasarkan pengakuan tersangka, bisnis ilegal tersebut sudah digeluti sejak tahun 2020 hingga Mei 2022. Sebanyak 14 kali sudah jual beli dilakukan dengan total keseluruhan merkuri yang dikirim kurang lebih 19 ton.
"Dalam perkara ini apabila ada ditemukan tersangka lain yang terlibat secara bersama-sama akan dilakukan tindakan hukum yang sama dan dijadikan dalam berkas perkara tersendiri," demikian Roem.
Baca juga: Polda Maluku isyaratkan akan ada tersangka baru PETI Gunung Botak