Warga Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, menggelar tradisi karnaval Hadrah/hadrat dalam rangka menyemarakkan hari raya Idul Adha 1443 Hijriah, Minggu.
“Karnaval ini sudah menjadi tradisi adat dan istiadat di Negeri Batu Merah. Ini sudah turun temurun dari nenek moyang atau orang tua kami,” kata Ketua Panitia, Ali kepada ANTARA di Ambon, Minggu.
Meskipun Ambon diguyur hujan, warga Batu Merah tetap melaksanakan tradisi mereka. Diikuti oleh ribuan anak-anak, hingga orang dewasa.
Ia berharap, ke depannya Karnaval Hadrah ini tetap dijaga, dan tetap dilakukan sebagai bentuk menghargai apa yang ditinggalkan oleh para leluhur.
“Kami selalu siap setiap tahun semaksimal mungkin untuk melakukan ini di Negeri Batu Merah,” tandas Ali.
Baca juga: Warga Negeri Hila pertahankan tradisi hadrat selama Ramadhan, lestarikan warisan leluhur
Sementara itu, Koordinator Lapangan Karnaval Hadrah, Rian Suneth mengatakan untuk Karnaval Hadrah dari tahun ke tahun tidak ada perubahan. Namun kali ini karnaval dibuat lebih meriah untuk menambah kemeriahan perayaan tradisi setiap Idul Adha.
“Konsep tahun ini lebih ke beberapa konsep kita tabur bubuk warna-warni khas meriah hadrah, biar lebih ada yang berbeda. Karena hari ini juga hujan dan mendung, jadi kita hidupkan dengan warna itu,” kata Suneth.
“Hujan bukan penghalang untuk pemuda- pemudi Batu Merah merayakan karnaval. Masyarakat tetap antusias untuk turun jalan. Apa pun yang terjadi,” tutur Sunet.
Baca juga: Warga Kaitetu tetap gelar pawai hadrat semarakkan Idul Adha
Sementara itu, Ketua kapitan Maluku Satu Rasa salam Sarani Indonesia DPD Provinsi Maluku, Wilton Manuputty mengatakan baru kali ini turut hadir dalam acara tradisi karnaval hadrah yang digelar warga Batu Merah tersebut.
“Karnaval selama ini, baru kali ini kita ikut karnaval, dan diundang langsung oleh imam Masjid An-Nur Batu Merah. Kita diundang juga kita rasa bangga,” ucapnya.
Karena itu, Maluku Satu Rasa antusias dan membantu mengamankan acara tersebut, dengan mengerahkan 30 orang, ujarnya.
Berdasarkan pantauan ANTARA, Karnaval Hadrah ini, diikuti ribuan warga Desa Batu Merah, mengelilingi desa dengan menyanyikan shalawat sambil memukul rebana.
Tidak hanya warga Desa Batu Merah, warga lain di Kota Ambon, sebagiannya turut menonton acara karnaval ini.
Keunikan dari tradisi ini adalah cara mereka berjalan beriringan dan saat menyanyikan shalawat, para warga saling merangkul dan mengikuti irama rebana dengan mengibaskan lenso putih dan merah.
Hingga tiba di masjid, warga akhirnya berhenti di situ, dan setelah itu barulah hewan kurban akan siap dipotong.
Baca juga: Tradisi Tapur tanpa pawai hadrat dan takbir di Pulau Ambon karena COVID-19