Ambon (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon meminta masyarakat mewaspadai titik longsor dan banjir yang bertambah akibat curah hujan yang cukup tinggi di Ibu Kota Provinsi Maluku itu.
"Hingga hari ini terdata sebanyak 264 titik longsor dan 27 titik banjir yang tersebar di lima kecamatan di Ambon, " kata Kepala BPBD kota Ambon, Demy Paays, di Ambon, Jumat.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Ambon dari 19 Juni sampai 14 Juli 2022 menyebabkan banjir dan tanah longsor di wilayah Kecamatan Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Teluk Ambon Baguala, dan Leitimur Selatan. Bencana tersebut berdampak pada 1.192 keluarga yang terdiri atas 4.821 jiwa.
Bencana longsor dan banjir berdampak pada kerusakan pemukiman masyarakat, yakni rumah warga yang terancam longsor sebanyak 188 unit, rumah tergenang 737 unit dan rumah rusak 96 unit.
Selain itu juga menyebabkan korban jiwa dua orang meninggal dunia serta lima orang terluka.
Baca juga: Sedimentasi DAS penyebab banjir di Ambon, perlu penanganan menyeluruh
Sebelumnya, seorang anak berusia empat tahun meninggal dunia karena longsoran tanah menimpa rumahnya, dan satu anak berusia tujuh tahun meninggal dunia akibat bencana banjir yang terjadi pada Jumat (8/7).
Selain itu, menurut dia, bencana alam membuat dua orang dewasa dan dua anak harus menjalani rawat inap serta satu orang harus menjalani rawat jalan.
Sedangkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum akibat banjir dan longsor yakni kerusakan talud sungai atau tanggul empat titik, talud atau badan jalan 14 titik, jalan raya tujuh titik dan jembatan satu titik.
Selain itu fasilitas umum yang juga mengalami kerusakan karena banjir adalah rumah sakit, sekolah dan Tempat Pemakaman Umum.
Baca juga: Belasan rumah warga Kepulauan Tanimbar Maluku rusak akibat abrasi, begini penjelasannya