Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar menekankan bahwa aksi terorisme merupakan ancaman laten yang harus terus dihadapi dengan kewaspadaan.
“Ancaman ini dapat dikategorikan sebagai ancaman laten yang kadang tidak terlihat, tetapi dia nyata ada,” kata Boy saat ditemui ANTARA usai Halaqah Dai Tahun 2022 dan Grand Launching Aplikasi Ustadzkita di Jakarta, Selasa.
Jenderal bintang tiga tersebut menyatakan bahwa potensi ancaman dari terorisme terus menggeliat di Indonesia. Terorisme dapat mempengaruhi pola pikir generasi muda, untuk setuju menghalalkan kekerasan dan mengesahkan semua tindakan yang anti kemanusiaan.
Dirinya bahkan menggambarkan pergerakan terorisme sangat mirip seperti penularan COVID-19 yang tidak dapat terlihat, namun dampak yang dirasakan sangat nyata merusak kehidupan dalam masyarakat.
Baca juga: BNPT Koordinasikan Satgas Pemberantasan Terorisme ke Kemenpolhukam
Oleh karenanya, segala macam bentuk gerak-gerik terorisme yang menyesatkan masyarakat, harus dicegah dengan terbangunnya kewaspadaan dini dalam diri masyarakat, diimbangi dengan penguatan literasi dan edukasi dari para tokoh-tokoh yang berpengaruh besar seperti ulama yang bermoderat.
“Kalau tidak ada kewaspadaan dini dan tidak ada literasi, edukasi dari masyarakat yang memahami, tokoh-tokoh ulama moderat maka tentu bisa virus itu hinggap, karena virus terorisme ini landasannya adalah berawal dari sesuatu yang intoleran, di mana itu tentu bukan menjadi ciri kepribadian dari bangsa kita,” ujarnya.
Boy turut mengingatkan bahwa paham-paham dalam terorisme, sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan menghormati perbedaan.
Ia meminta semua pihak untuk terus waspada dan tetap berpegang teguh pada agama serta nilai baik yang telah diwariskan leluhur secara turun temurun guna menghindari perpecahan dalam masyarakat.
“Itulah yang harus kita waspadai,” ucapnya.
Baca juga: BNPT sampaikan generasi muda harus punya ketahanan ideologi demi Indonesia Emas