Ambon (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Ambon memastikan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di Kota Ambon masih cukup tersedia hingga sekitar tiga bulan atau 97 hari ke depan.
Staf Pertamina Patra Niaga Ambon, Wahyu, menghadiri rapat koordinasi dengan komisi II DPRD Kota Ambon, terkait dengan penyaluran BBM bersubsidi, khususnya jenis minyak tanah di Kota Ambon.
"Khusus minyak tanah masih aman. kita bisa sampaikan untuk stok di terminal BBM Kota Ambon, itu cukup hingga untuk 97 hari ke depan," kata Wahyu, di Ambon, Senin.
Menurutnya, kelangkaan minyak tanah selama ini lantaran pembelian di level konsumen terlalu berlebihan, sehingga terjadi kekosongan di beberapa tempat atau agen penyalur.
Pihaknya merasa bersyukur karena Pemerintah Kota Ambon telah menerbitkan surat edaran tentang batas pembelian maksimal. Untuk itu diharapkan edaran Pemkot Ambon harus bisa diikuti.
"Untuk itu, kami meminta masyarakat untuk tidak panik, karena pembelian minyak tanah tetap bisa dilakukan seperti biasa," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tidore Kepulauan harapkan Pertamina tambah stok minyak tanah
Pihaknya berharap kepada masyarakat, jika ada temuan penyalahgunaan aturan terkait penyaluran minyak tanah di level pangkalan atau pun dari agen minyak tanah untuk dilaporkan agar ditindaklanjuti.
"Kalau kedapatan ada penyalahgunaan penyaluran minyak tanah, segera lapor. Kami akan tindaklanjuti dengan memberikan skorsing atau pembinaan yang lain," katanya.
Kata Wahyu, saat ini stok minyak tanah di Kota Ambon masih tetap terjaga, karena kapal penyuplai minyak tanah rutin beroperasi dengan normal, sehingga dipastikan aman selama tiga bulan ke depan.
Bahkan ada penambahan pasokan minyak tanah untuk Kota Ambon. "Jadi kami harap masyarakat tidak perlu panik. Kami juga minta masyarakat membeli sesuai kebutuhan yang wajar saja," kata Wahyu.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Ambon, Christianto Laturiuw meminta kepada Pertamina agar minyak tanah tidak perlu diperuntukkan untuk perindustrian, karena akan berdampak kepada rumah tangga.
“Minyak tanah untuk industri ini kan sebetulnya tidak boleh. Hanya diperuntukkan untuk yang di rumah tangga. Karena jangan sampai kebutuhan industri atau semacamnya ini berdampak pada kekurangan kebutuhan untuk rumah tangga,” kata Christianto.
Ia berharap, Pertamina selalu mengawasi pelaku usaha minyak tanah, atau penyalur di Kota Ambon, ini agar stok tetap terdistribusi dengan baik dan tidak terjadi penimbunan.
“Kami sampaikan kepada Pertamina agar terus mengawasi para penyalur, kalau tidak hal-hal yang tidak kita inginkan ini bisa berdampak karena bisa terjadi pengurangan nanti untuk penyaluran ke masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Pertamina: stok minyak tanah di Ambon aman hingga satu bulan, segera antisipasi kelangkaan