Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat luas panen dan produksi padi dihasilkan petani Malut selama 2022 untuk luas panen padi mencapai 6.416 hektare dengan produksi beras sebanyak 13.703 ton.
"Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 13.703 ton, mengalami penurunan sebanyak 1.995 ton atau 12,71 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 15.697 ton," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha yang dihubungi, Kamis.
Dia mengatakan, untuk produksi padi Malut pada 2022 yaitu sebesar 24.486 ton Gabah Kering Giling (GKG), atau mengalami penurunan sebanyak 3.565 ton atau 12,71 persen dibandingkan produksi padi 2021 sebesar 28.051 ton GKG.
Sedangkan, untuk luas panen padi pada 2022 mencapai sekitar 6.416 hektare, mengalami penurunan sebanyak 1.366 hektare atau 17,55 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 7.782 hektare.
Dia menyebut, berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 6.416 hektare, atau mengalami penurunan sebesar 1.366 hektare (17,55 persen) dibandingkan 2021 sebesar 7.782 hektare.
Puncak panen padi pada 2022 terjadi pada Februari dengan luas panen sebesar 1.455 hektare. Kondisi ini sedikit berbeda dengan 2021 yang puncak panen terjadi pada Januari.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 395 hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 2.909 hektare.
Dengan demikian total luas panen padi pada subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 3.303 hektare, atau mengalami penurunan sekitar 209 hektare (5,95 persen) dibandingkan luas panen padi pada subround Januari−April 2022 yang sebesar 3.512 hektare
Produksi padi di Provinsi Malut sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 24.486 ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 3.565 ton GKG (12,71 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 28.051 ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 6.110 ton GKG, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sekitar 86 ton GKG.
Aidil mengatakan, jika perkembangan produksi padi selama 2022 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2022 dan September−Desember 2022, yaitu masing-masing sebesar 4.711 ton GKG (24,47 persen) dan 260 ton GKG (14,74 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Penurunan produksi padi tersebut disumbang oleh adanya penurunan luas panen pada subround Januari−April 2022 sekitar 1.195 hektare (25,39 persen) dan Subround September−Desember 2022 sekitar 187 hektare (27,93 persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Subround Mei−Agustus 2022, yaitu sekitar 1.406 ton GKG (19,98 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021.
"Sedangkan, pada Januari 2023, produksi padi diperkirakan sebesar 1.553 ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2023 mencapai 10.931 ton GKG.
Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 12.485 ton GKG, atau mengalami penurunan sebesar 2.053 ton GKG (14,12 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 14.538 ton GKG," kata Aidil.