Saumlaki (ANTARA) - Umat Islam di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menyebut Petrus Fatlolon sebagai tokoh toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Petrus Fatlolon adalah Bupati Kepulauan Tanimbar periode 2017-2022 yang berhasil menyelenggarakan sejumlah iven keagamaan Islam di daerah tersebut, seperti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dari sejumlah kecamatan untuk terlibat dalam pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) XXIX tingkat Provinsi Maluku, sukses menjadi tuan rumah acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) XXIX tingkat Provinsi Maluku tahun 2022 yang berlangsung di Kota Saumlaki.
Ketua Pemuda Karatat, kecamatan Wermaktian, Alang Lina menyatakan, meskipun pelaksanaan MTQ telah diselenggarakan tahun kemarin, tetapi sejarah membuktikan bahwa untuk pertama kali sejak berdirinya Kabupaten Kepulauan Tanimbar, daerah ini dipercaya sebagai tuan rumah MTQ tingkat provinsi Maluku dan pertama kali berhasil menyabet juara umum.
Pernyataan Alang ini menyikapi kegiatan safari Ramadhan yang dilakukan oleh Petrus Fatlolon di sejumlah desa yang berpenduduk mayoritas Muslim di kecamatan Tanimbar Utara dan kecamatan Wuarlabobar.
Kehadiran Fatlolon di Desa Karatat, Kecamatan Wuarlabobar Kabupaten Kepulauan Tanimbar disambut hangat dan luar biasa.
Desa Karatat adalah salah satu desa diantara empat desa di kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
"Sejak awal, beliau peduli dengan kami. Bukan hanya itu saja, umat muslim mendapat tempat yang terhormat dimana dalam era kepemimpinannya, bapak Fatlolon mampu mengangkat derajat kaum Muslim di Tanimbar," kata Alang Lina di desa itu, Jumat.
Wakil Ketua Pemuda Karatat, Akbar Lina menyatakan, Fatlolon adalah pribadi yang menjadi panutan, karena selain mengangkat harkat dan martabat umat muslim, Fatlolon yang beragama Katolik ini selalu hadir bersama umat muslim di saat bulan suci Ramadhan, Idul Fitri dan hari-hari besar Islam, memberikan bantuan bagi umat muslim yang berekonomi lemah, bantuan untuk sarana peribadatan, memberi bantuan hewan kurban dan sebagainya.
"Kehadirannya didambakan oleh kami warga masyarakat Karatat, karena beliau adalah tokoh toleransi antar umat beragama yang sesungguhnya di Indonesia," katanya.
Dia juga menyebutkan sejumlah perhatian Fatlolon untuk masyarakat di desa itu saat masih menjabat sebagai kepala daerah. Fatlolon disebut turut terlibat langsung dalam pekerjaan pembangunan sejumlah ruas jalan di dalam desa, membuka keterisolasian warga dengan pembangunan jalan penghubung antar desa Karatat ke Wunlah (ibu kota kecamatan Wermaktian -red).
Imam masjid raya Al-Muhajirin kota Larat, kecamatan Tanimbar Utara, Muhammad Ibrahim Yasin menyatakan, Fatlolon adalah sosok pemimpin yang toleran, rendah hati dan bersahaja.
"Saya mewakili masyarakat muslim di kota Larat berterima kasih kepada bapak Petrus Fatlolon karena walaupun sudah mantan bupati tetapi beliau masih peduli dengan kami," katanya.
Menurutnya, umat Muslim di Tanimbar Utara rindu bertemu dengan Fatlolon. Terbukti, Masjid itu hampir tak mampu menampung para jamaah yang datang untuk bukber dan sholat Maghrib bersama saat safari Ramadhan di Larat dua hari kemarin.
Tokoh muslim setempat, Muhammad Tahir Kallean menyatakan umat muslim di wilayah ini menganggap Fatlolon sebagai anggota keluarga, karena keberpihakan dan bantuan yang telah dia lakukan selama menjabat sebagai Bupati Kepulauan Tanimbar periode 2017-2022.
"Kami menggagap bahwa bapa Fatlolon adalah keluarga kami sendiri yang pernah berjasa kepada kami. Kami tidak lupa beliau karena beliau telah membuat hal yang tidak bisa kami lupakan," katanya dengan bangga.
Bagi dia, pelaksanaan MTQ tingkat provinsi Maluku di Tanimbar tahun 2022 di masa kepemimpinan Bupati Fatlolon merupakan contoh nyata dari toleransi beragama di Maluku dan di Indonesia.
Ketua MUI Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Haji Tamsil Herman menyatakan Petrus Fatlolon adalah tokoh toleransi antar umat beragama di Indonesia. Bukti pelaksanaan MTQ XXIX Maluku di Tanimbar tahun lalu itu sangat unik karena terlaksana di daerah yang mayoritas penduduknya beragama non-Muslim atau hanya empat persen penduduk yang beragama Islam.
Selain itu, umat lintas agama di daerah ini bersama pemerintah daerah di dorong untuk terlibat langsung sebagai panitia pelaksana, dimana, Wakil Uskup setempat bertindak sebagai ketua panitia pelaksana dan pendeta Gereja Protestan Maluku Klasis Tanimbar Selatan bertindak sebagai ketua harian.
Olehnya itu, momentum ini patut dijadikan contoh dalam merajut toleransi hidup beragama dan persaudaraan sejati.