Ambon (Antara Maluku) - Kerusakan jalan di kecamatan Leitimur Selatan, kota Ambon akibat longsor sehubungan musim hujan sejak 30 April 2011 hingga saat ini memprihatinkan dan belum diperbaiki oleh Dinas PU setempat.
Pantauan di kecamatan Leitimur Selatan, Selasa, menunjukkan kerusakan akibat longsor berupa timbunan dan juga kerusakan jalan telah menghambat aktivitas lalulintas.
Longsoran jalan terlihat di sejumlah kawasan di desa Soya, kecamatan Sirimau - desa Hatalai - Naku - Kilang - Ema - Hukurila, kecamatan Leitimur Selatan.
Kondisinya meresahkan warga yang melintasi longsoran tersebut karena di kawasan tertentu hanya bisa dilewati satu angkutan kota yang memerlukan kehati-hatian para pengendara.
Apalagi di kawasan longsor tidak ada tanda peringatan kepada pengguna jalan. Begitu juga pada kawasan perbukitan antara desa Hatalai - Naku terdapat longsoran yang menutupi marka jalan sehingga membahayakan terutama pada malam hari.
Warga Leitimur Selatan meminta Dinas PU kota Ambon agar usai musim hujan bisa menangani kerusakan jalan tersebut. Terpenting talud maupun brojong yang dibangun pengerjaannya terjamin kualitasnya agar saat musim hujan tidak lagi putus, ujar Mesak Pesiwarisaa dari desa Naku.
Dominggus Purwailla, warga Hukurila juga mengimbau Dinas PU kota Ambon sesegera mungkin menangani kerusakan jalan dari Soya hingga desanya yang terkenal dengan pesona bawah laut yang menjadi incaran para penyelam, baik lokal, nasional maupun mancanegara.
Kadis PU Kota Ambon, Brury Nanulaitta mengatakan, pemerintah setempat membutuhkan dana Rp35 miliar untuk memperbaiki berbagai kerusakan akibat banjir dan tanah longsor yang melanda ibu kota provinsi Maluku itu.
"Dibutuhkan dana Rp35 miliar untuk memperbaiki berbagai fasilitas umum, sosial, infrastruktur yang rusak akibat tanah longsor dan banjir yang melanda Kota Ambon," katanya.
Brury mengakui, pihaknya telah mengajukan usulan anggaran rehabilitasi dan tanggap darurat sebesar Rp35 miliar ke pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dana ini dibutuhkan untuk merehabilitasi berbagai kerusakan tidak hanya akibat bencana yang terjadi tahun ini, tetapi juga pada tahun lalu, ujarnya.
Dari keseluruhan dana itu, tahap pertamanya dibutuhkan Rp18 miliar untuk menangani kerusakan yang tergolong sangat parah akibat banjir dan longsor di berbagai kawasan di kota Ambon.