Ambon (ANTARA) - Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, Maluku mengemukakan provinsi itu perlu meningkatkan produksi perikanan usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tidak semua negara ASEAN punya sumberdaya perikanan seperti Maluku. Produk perikanan dari Maluku perlu ditingkatkan karena Indonesia berpeluang untuk mengekspor hasil perikanan ke Negara-negara ASEAN lainnya," ujar Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpatti, Fahrudin Ramly di Ambon, Jumat.
Pasalnya menurut Fahrudin, KTT ASEAN memberikan banyak manfaat dalam pertukaran perdagangan di kalangan negara-negara ASEAN.
Dengan demikian, artinya masing-masing negara akan berusaha untuk memperluas ekspornya. Olehnya itu setiap negara termasuk Indonesia dinilai perlu menjajaki kemungkinan adanya produk yang dibutuhkan oleh negara-negara ASEAN lainnya.
"Provinsi Maluku sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia sudah seharusnya meningkatkan produksinya. Karena Indonesia berpeluang untuk mengekspor hasil perikanan ke negara-negara tersebut," tuturnya.
Sementara itu jika mengacu pada data Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Ambon, capaian volume ekspor komoditas perikanan dari Provinsi Maluku mencapai 3.803 ton selama periode Januari hingga April 2023.
Peningkatannya mencapai 599,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang hanya 543 Ton.
Capaian peningkatan volume ekspor tersebut berasal dari komoditas perikanan non hidup yang didominasi oleh udang vannmei, live grouper, ikan tuna, dan kepiting bakau.
Peningkatan sejak Januari hingga April 2023 itu didominasi pada ekspor menuju 11 negara pengimpor yaitu China, USA, Jepang, Hong Kong, Vietnam, Australia, Malaysia, Thailand, Singapura , Korea Selatan dan Filipina.
Tak tanggung-tanggung dari 11 negara pengimpor tersebut nilai ekspor komoditas perikanan non hidup yang dilakukan oleh BKIPM Ambon bahkan mencapai 18.852.500 dolar AS atau setara dengan Rp277.960.317.375.
Tak hanya itu Fahrudin mengatakan Provinsi Maluku juga harus menerapkan peningkatan produksi dan sumberdaya pada komoditas perkebunan.
Maluku sendiri memiliki komoditas perkebunan yang menjadi unggulan seperti cengkih dan pala.
"Indonesia perlu meningkatkan efisiensi dan produktifitas agar komoditi ekspor kita bisa bersaing dengan negara lain di ASEAN," katanya.