Ambon (Antara Maluku) - Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaff didaulat ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, untuk mengirim faksimili pernyataan penolakan kenaikan bahan bakar minyak ke Istana Presiden.
Presiden Mahasiswa IAIN Ambon Malik Raudi Tuasamu, di kantor Wagub, di Ambon, Rabu mendesak Wagub Assagaff agar mengirimkan faksimili itu dengan alasan bahwa rencana pemerintah menaikkan harga BBM akan sangat menyengsarakan masyarakat Indonesia, terutama Maluku yang memiliki 1.340 buah pulau dengan 92,4 persen wilayahnya adalah laut.
Ratusan mahasiswa IAIN Ambon yang sebelumnya terlibat bentrok saat melakukan aksi demonstrasi dimana terjadi pemukulan terhadap Kapolres pulau Ambon dan pulau-pulau Lease, AKBP Suharwiyono itu ingin melihat bukti pengiriman penyataaan sikap tersebut.
Presiden Mahasiswa IAIN Ambon diutus ke ruangan kerja Wagub Assagaff untuk menyaksikan pengiriman pernyataaan sikap tersebut, setelah berorasi sekitar satu jam secara damai, dipantau personil polisi maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Mahasiswa IAIN Ambon menolak kenaikan harga BBM dan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri bila harga BBM memang dinaikkan pada 1 April mendatang.
Mereka juga mendesak Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu agar memutuskan sikap menolak kenaikan BBM.
"Bila pernyataan sikap tersebut tidak dituruti, maka mahasiswa IAIN Ambon mengancam akan melakukan revolusi," tandas Malik.
Wagub Assagaff didampingi Kapolres pulau Ambon dan pulau-pulau Lease, AKBP Suharwiyono itu menuruti desakan mahasiswa IAIN untuk mengirimkan pernyataan sikap melalui mesin faksimili, dan memberikan bukti pengirimannya.
Sekitar 30 menit menunggu, akhirnya pernyataan sikap mahasiswa IAIN Ambon bisa dikirim ke Istana Negara dari ruangan Sekda Maluku, Ros Far-Far.
Wagub Assagaff dalam kesempatan itu dengan tegas minta mahasiswa IAIN tidak menghina lambang-lambang negara.
"Kami ini (PNS), ada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan sama juga dengan mahasiswa, lambang-lambang negara tidak boleh dihina," ujarnya.
Menurut Wagub, Pemprov Maluku sedang berusaha keras menurunkan angka kemiskinan, paling tidak sampai akhir 2013.
"Saya dan Pak Karel memiliki visi maupun misi pada akhir 2013 angka kemiskinan di Maluku harus turun, hanya saja bila harga BBM naik maka sangatlah berdampak terhadap program tersebut," katanya.
Karena itu, katanya, Gubernur Ralahalu telah menemui para Menko dan menteri teknis untuk menjelaskan tujuan dari visi dan misi yang dikhawatirkan terganggu dengan kenaikan harga BBM.
"Kami (Maluku) butuh program alternatif dari pemerintah pusat agar visi dan misi tersebut bisa terealisasi pada akhir 2013," ujarnya.
Wagub juga memotivasi mahasiswa IAIN agar melaksanakan seminar bersama mahasiswa lainnya di Ambon untuk mencari alternatif program menangani kemisknan di Maluku.
"Mari kita bersama-sama mencari alternatif agar angka kemiskinan di Maluku berhasil diturunkan sehingga tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu terwujud," tandasnya.