Ambon (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Maluku membangun sinergi dengan pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) melalui hexa helix atau kolaborasi akademisi, pebisnis, agregator, pemerintah, komunitas dan media.
“Kami mencoba untuk membangun sinergi antara hexa helix dan berkolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif untuk membangun jaringan,” kata Kepala Bidang Ekonomi kreatif Dinas Pariwisata Maluku Muhammad Ali Hanafi Soumena, di Ambon, Kamis.
Hal ini dilakukan Dispar dengan melakukan kegiatan workshop pengembangan ekosistem ekonomi kreatif,
Ia mengatakan, sinergi ini penting karena ekonomi kreatif ketika bergerak selalu memiliki banyak pemain dan efek yang besar, sehingga antara satu komunitas dengan komunitas lain perlu saling mendukung untuk mendapatkan sebuah produk yang bagus.
“Target utama kita dari sinergi mereka itu adalah bagaimana produk-produk yang diciptakan atas kinerja yang dibangun ada nilai tambahnya,” ujar Hanafi.
Ia berharap, tahun-tahun yang akan datang, akan dilakukan lagi dalam konteks yang lebih besar, demi mencapai visi Indonesia emas 2045.
“Sehingga dari sekarang kita sudah berusaha menyinergikan antara seluruh komunitas dan subsektor, akademisi, praktisi dan media yang semuanya bersama-sama untuk membicarakan bagaimana membangun jejaring kerja untuk berdampak positif terhadap usaha-usaha mereka sendiri,” tandasnya.
Workshop pengembangan ekosistem Ekraf ini dihadiri delapan narasumber di antaranya Direktur fashion, kuliner, desain, dan kriya, Direktur hak kekayaan intelektual, komunitas ukulele, praktisi pemerhati pariwisata Unpatti Ambon, BI dan media.
Adapun jumlah peserta pada tahun ini sebanyak 60 peserta yang terdiri dari 17 subsektor, yakni film, pelaku kriya, fashion kuliner, aplikasi dan media.