Ambon (ANTARA) - Festival Budaya Maluku atau pesta rakyat akan menjadi agenda tahunan sebagai ajang mempromosikan wisata, kata Kepala Dinas Pariwisata Maluku Meykal Pontoh.
“Ini akan kita jadikan agenda tahunan. Tentu, kita akan melihat apa yang menjadi isu-isu strategis yang diangkat dalam tema festival berikutnya. Yang jelas ini adalah festival budaya untuk Maluku,” kata Meykal di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, festival budaya itu akan diselenggarakan setiap tahun, agar budaya-budaya di Maluku maupun daerah lain dapat kembali ditampilkan menghibur masyarakat.
Ketua Panitia Festival Budaya Kasrul Selang menjelaskan, pada festival budaya 2023, tema yang diangkat adalah “Bhineka Tunggal Ika”, yang mana berarti berbeda-beda namun bersatu dalam keberagaman.
"Ada 11 paguyuban dari berbagai provinsi di Indonesia yakni Maluku, Jawa, Sunda, Batak, Padang, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Bali, Papua dan Maluku utara, untuk turut berkontribusi menampilkan budaya masing-masing," katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya juga sengaja menampilkan budaya lain dalam festival budaya Maluku dengan tujuan agar Maluku lebih dikenal masyarakat luas. Tidak hanya itu, target promosi budaya ke daerah-daerah lain juga dapat tercapai.
“Jadi mereka dari 11 daerah ini yang mengisi acara, dan mereka siaran langsung ke daerah mereka, maka orang akan tahu bahwa pukul sapu lidi di Ambon itu seperti apa, cuci parigi itu seperti apa, Meti Kei dan seterusnya. Itu target yang mau kita capai,” terang Kasrul.
Dalam festival budaya 2023 ini pun, digambarkan dengan perahu yang dinamai dengan “Kapal Toma Maju”, yang mana perahu tersebut melambangkan Maluku mau dibawa ke arah lebih baik.